Uang Panas Kuras Anggaran Negara RI
Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Uang rakyat sebesar Rp 30 tilyun melayang sia-sia karena masuknya uang panas asing. BI mengalami negative spread karena membeli valas dengan bunga 6,5 persen. Inilah aksi kriminal yang sesungguhnya!
Jika modal BI makin tipis akibat bea Sterilisasi Moneter untuk meredam dampak negatif uang pasan terhadap perekonomian domestik, pemerintah melalui anggaran negara (APBN) harus menambah modal bank sentral. Bila tidak, rupiah akan terjun bebas nilainya di pasar valas. Arus masuk dana asing spekulatif dan berjangka pendek yang kian deras, membengkakkan defisit neraca Bank Indonesia dan menipiskan modal bank sentral akibat naiknya biaya sterilisasi moneter tersebut.
Ini berarti rakyatlah yang harus menanggung beban, karena kalahnya pertahanan BI untuk menjaga nilai rupiah dari gempuran spekulan valas melalui Hot Money. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa dalam pertarungan antara spekulan valas melawan bank sentral negara manapun di dunia ini, senantiasa dimenangkan oleh spekulan valas. Pemerintah negara yang mata uangnya 'diserang' selalu tekor dan mengalami defisit anggaran negara, karena tersedot untuk menalangi pembelian valas guna menjaga nilai mata uangnya.
Padahal, pemerintah RI selama ini selalu mengandalkan pinjaman asing untuk menutup sebagian defisit anggaran. Ironisnya, dana asing berupa Hot Money tersebut pada akhirnya harus ditanggulangi dengan pinjaman dana asing pula. Inilah perampokan uang rakyat oleh spekulan di pasar valas. Tapi anehnya, kejahatan ini tidak dikategorikan sebagai tindak kriminal. Bahkan konyolnya, malah dihormati oleh rezim pemerintah kita, seperti sambutan hangat kepada pelaku spekulan, George Soros misalnya.
Direktur Keuangan Internal BI, Harti Haryani mengatakan neraca keuangan BI tahun 2010 ini diperkirakan defisit Rp 30 trilyun atau melebihi target awal sebesar Rp 22,3 trilyun. Dia menjelaskan, defisit tersebut disebabkan oleh besarnya anggaran kebijakan untuk operasi moneter yang dikeluarkan BI guna menstabilkan nilai tukar rupiah akibat derasnya arus masuk Hot Money pada tahun ini.
'Sampai Oktober, defisit anggaran BI sudah 26 trilyun. Perkiraannya, sampai akhir tahun defisit sekitar Rp 30 trilyun' kata Harti. Menurut dia, pengeluaran anggaran kebijakan Bi guna melakukan operasi moneter hingga Oktober telah mencapai Rp 24,8 trilyun. Defisit neraca BI itu, kata dia, berdampak pada permodalan BI yang turun dari 93,5 triyun rupiah pada tahun 2009, menjadi 73,4 trilyun rupiah pada Oktober lalu.
'Dengan defisit yang diperkirakan Rp 30 trilyun, maka modal BI sampai akhir tahun 2010 masih sekitar Rp 39 trilyun,' ujar Harti. Dalam UU Bank Indonesia, lanjut dia, ada pasal yang menyebutkan: Jika modal BI turun menjadi Rp 2 trilyun, maka pemerintah wajib memberikan tambahan modal kepada BI. Saat ini , BI menanggung beban berat akibat intervensi pasar valas untuk menstabilkan rupiah akibat serbuan Hot Money. BI mengalami Negative Spread karena membeli valas dengan bunga 6,5 persen.
Uang Panas Masuk Lagi
Kepala Biro Humas BI, Difi Ahmad Johansyah, Selasa 14 Desember 2010 mengatakan, Hasil Operasi Pasar Terbuka BI menunjukkan selama pekan kedua Desember 2010, dana asing kembali membanjiri pasar keuangan Indonesia. Jumlahnya mencapai Rp 5,19 trilyun atau setara dengan USD 589 juta. Menurut Difi, keputusan European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga pada level 1,0 persen menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi investor asing pada emerging market atau pelarian modal asing ke Indonesia. Hal itu tercermin dari meningkatnya kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) oleh investor asing.
'Selama sepekan, SUN asing naik sebesar Rp 1,7 trilyun hingga meningkatkan pangsa SUN asing dari 30,26 persen menjadi 30,58 persen,' imbuh Difi.
Ekonom BI Adalah Siswa Mata Uang Yang Paling Dungu?
Sejak koin Dinar dan Dirham dicetak dan beredar di tanah air mulai tahun 2000 hingga hari ini, perhatian petinggi BI untuk mempelajari kedua Nuqud Nabawi ini cukup tinggi. Mereka telah beberapa kali mengirimkan orang-orang 'pinternya' untuk berguru pada ahli mata uang (Numismatik) tentang Dinar dan Dirham, dengan mengikuti berbagai seminar di dalam negeri maupun mancanegara, seperti pada Konferensi Mata Uang Dinar Dirham di Putra Jaya Malaysia, 2002, misalnya. Tapi sayangnya, mereka tidak mau menerapkan apa yang telah dipelajari. Maka pantaslah, kalau Ekonom BI mendapati julukan : Siswa Ilmu Mata Uang yang Paling Dungu. Kenapa?
Orang awam saja telah sadar akan kelemahan dari sistem mata uang kertas yang biadab dan penuh aksi tipu muslihat ini, dan segera mengamankan dan mempertahankan aset mereka dengan Dinar dan Dirham. Sebab sudah menjadi rahasia umum, bahwa uang kertas negara manapun di dunia ini selalu mengalami inflasi 20-30 persen per tahun. Jadi untuk apa gelar profesor dan doktor yang diraih para ekonom dungu ini? Untuk sekedar gagah-gagahan saja? [SF]
http://www.wakalanusantara.com/detilurl/Uang.Panas.Kuras.Anggaran.Negara.RI/631/id
12/30/2010 5:19 AM
Sabtu, 01 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2011
(57)
-
▼
Januari
(57)
- Allahu Akbar! Tentara Daulah Islam Irak Terlihat M...
- Waspadai Iblis Si Perusak Amal
- Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen?
- Kesesatan Paham Murji’ah Dalam Contoh Kehidupan Se...
- Jilbab, Lambang Kebebasan Hakiki
- Dalam Pertarungan Antara Amerika dan Cina di Korea...
- Jihad: Kewajiban yang Hilang
- Mengaku Tak Menembaki Abu Tholut, Densus Berdusta!!
- Para Pengkhianat Islam: Mustafa Kemal Pasha
- Toleransi Islam vs Toleransi Barat
- Buya Syafii Maarif, Mengapa Mengajak Berguru kepad...
- Human Rights Watch Menyerang Syariah Islam !
- Haji Malcolm X dan Persatuan Umat
- Syariah Islam Ancaman Buat Amerika Serikat ?
- Gelombang Perubahan Menuju Khilafah Tidak Terbendung
- HAM: Alat Propaganda dan Penjajahan Barat
- HARAMNYA MUSLIM TERLIBAT NATAL
- Survey: Mayoritas Muslim Dunia Inginkan Peran Isla...
- Survey Roy Morgan Research : 52 Persen Rakyat Indo...
- Idul Adha Kristiani: Yesus Disembelih Menebus Dosa...
- Dalam Memerangi Dakwah Islam, Otoritas Menyita Kit...
- Sekularisasi Agama, Liberalisme, Kapitalisme Ekono...
- WikiLeaks: AS=Penjajah, Para Penguasa Muslim Pelay...
- Berapa Hak Waris Seorang Isteri?
- Hak Warisan Pria dan Wanita Dua Banding Satu, Adil...
- Laki-laki dan Haramnya Emas
- Proyek Deradikalisasi : Upaya Menjinakkan Umat Islam
- Ruu Intelijen 2010: Bentuk Tirani Baru?
- Kita Bisa Menjadi Negara Adi Daya !
- Makanan Haram Menghalangi Terkabulnya Doa
- Mental Syirik
- Apakah Puasa Sehari Tanggal 11 Muharram Disunnahkan?
- Introspeksi Anak Salah Asuh dan Salah Gaul
- Awas! Makna Jihad, Khilafah dan Thaghut Akan Direv...
- Mau Surga atau Neraka, Kenalilah dengan Siapa Engk...
- Soal Jawab: Hubungan AS dengan Cina
- Umat Islam : Umat yang Adil Bukan Moderat !
- Haram Hukumnya Mengucapkan Selamat Natal
- Perbedaan Mandi Janabat Wanita dengan Laki-laki
- Densusleaks, Bocornya SMS Gorries Mere
- KH Murhali Barda: Saya Hanya Ingin Tegakkan Syaria...
- Refleksi Akhir Tahun 2010
- Menggagas Sistem Pro Ibu
- Bocoran Situs Wikileaks Menegaskan Keantekan Para ...
- Muslimah dalam Keterasingan
- Profesor Amerika Ramalkan Dolar Hancur
- Menggugurkan Janin Yang Divonis Cacat Fisik
- Liberalisasi Energi di Balik Pencabutan Subsidi
- Pernak-Pernik Seputar Wudhu
- Selamatkan Indonesia Dengan Syariah Menuju Indones...
- Utang, ‘Bom Waktu’ Amerika
- Uang Panas Kuras Anggaran Negara RI
- Warga Dunia Serbu Koin Perak
- [mediaumat] Arim Nasim: Century dan KS Perampokan ...
- 10 Kerusakan Dalam Perayaan Tahun Baru Masehi
- Negara-negara Skandinavia Berusaha Larang Hizbut T...
- Yesus Adalah Seorang Muslim
-
▼
Januari
(57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar