Liberalisasi Energi di Balik Pencabutan Subsidi
Jumat, 17 Desember 2010 | Editorial
Harga BBM akan naik lagi! Meskipun dengan modus pembatasan penggunaan BBM bersubsidi, dan alasan kekurangan anggaran untuk subsidi, atau subsidi yang tidak tepat sasaran, atau alasan lain, pencabutan subsidi tersebut tak lain dari langkah liberalisasi sektor enegeri. Apa maknanya? Harga BBM di dalam negeri diserahkan pada "mekanisme pasar", atau perlahan tapi pasti akan disamakan dengan harga BBM di belahan dunia lain yang kondisi industri maupun rakyatnya jelas lebih makmur. Istilah diserahkan pada "mekanisme pasar" sesungguhnya sama dengan diserahkan pada "kehendak para perusahaan-perusahaan raksasa perminyakan" untuk menentukan harga sesuai tingkat keuntungan yang mereka inginkan.
Dalam lingkup dalam negeri, harga BBM yang dijual oleh SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik Pertamina menjadi sama harganya dengan harga di SPBU asing. Ekonom Ichsanudin Noersi, dalam salah satu media nasional beberapa waktu lalu, memastikan bahwa langkah pemerintah ini menuruti dikte dari Bank Dunia (Worl Bank) dan lembaga donor internasional lain, yang selama ini menjadi alat bagi kepentingan kapitalis multinasional asing.
Tak bisa dibantah, ketika pemerintah mulai mengkampanyekan rencana "pembatasan" ini bulan lalu, SPBU-SPBU milik perusahaan asing telah kebanjiran pembeli. Sejumlah media massa ibukota dua hari terakhir melaporkan kenaikan jumlah pembeli di SPBU asing seperti Shell (milik Inggris dan Belanda), Petronas (Malaysia), dan Total (asal Prancis), telah mencapai 20 persen. Belum kami temukan publikasi laporan perkembangan penjualan di SPBU milik Pertamina, namun secara logis dapat kita pastikan mengalami pengurangan. Dengan demikian pembatasan penggunaan BBM bersubsidi ini telah berdampak langsung menguntungkan SPBU-SPBU asing, dan membuka ruang yang semakin luas bagi mereka untuk meluaskan "usaha"nya ke seluruh pelosok negeri.
Sebaliknya, di sisi Pertamina, akan mengalami kerugian dengan berkurangnya pembeli akibat kalah bersaing dalam hal pelayanan maupun penyediaan BBM yang berkualitas. Terlepas bahwa perusahaan milik negara ini perlahan telah dikomersialisasi seturut kehendak hukum pasar bebas, dan Pertamina sendiri menyatakan kesiapan menghadapi persaingan bebas, namun kenyataan menunjukkan bahwa Pertamina sebagai aset strategis milik negara sedang dihancurkan secara sistematis oleh kebijakan ini. Terlebih lagi, pemotongan subsidi bagi mayoritas kendaraan roda empat ini akan berdampak langsung terhadap industri kecil dan menengah, terutama yang menggunakan kendaraan berplat hitam untuk kebutuhan operisional usahanya. Sementara rakyat miskin, seperti disampaikan berbagai penelitian maupun kenyataan empiris, harus menanggung dampak domino berupa kenaikan harga dan menurunnya daya beli.
Penolakan-penolakan terhadap pemotongan subsidi (dalam berbagai modus) ini, sejak semula, tidak pernah didengarkan dan dituruti oleh pemerintahan. Pemerintah memilih untuk patuh pada perintah lembaga donor asing yang mewakili kepentingan imperialis minyak. Meski demikian, sikap penolakan perlu dan harus tetap ditunjukkan bahkan dengan lebih keras. Pihak-pihak yang berkepentingan, baik kalangan pengusaha kecil-menengah, buruh, nelayan, dan kaum miskin, serta seluruh kekuatan-kekuatan politik pro kepentingan nasional perlu bersatu-padu menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah ini. Atau, kita akan semakin terhisap dan terjajah oleh kepentingan para imperialis minyak yang telah bersekongkol dengan pemerintah berkuasa.
Anda dapat menanggapi Editorial kami di: redaksiberdikari@yahoo.com
http://berdikarionline.com/editorial/20101217/liberalisasi-energi-di-balik-pencabutan-subsidi.html
Sabtu, 01 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2011
(57)
-
▼
Januari
(57)
- Allahu Akbar! Tentara Daulah Islam Irak Terlihat M...
- Waspadai Iblis Si Perusak Amal
- Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen?
- Kesesatan Paham Murji’ah Dalam Contoh Kehidupan Se...
- Jilbab, Lambang Kebebasan Hakiki
- Dalam Pertarungan Antara Amerika dan Cina di Korea...
- Jihad: Kewajiban yang Hilang
- Mengaku Tak Menembaki Abu Tholut, Densus Berdusta!!
- Para Pengkhianat Islam: Mustafa Kemal Pasha
- Toleransi Islam vs Toleransi Barat
- Buya Syafii Maarif, Mengapa Mengajak Berguru kepad...
- Human Rights Watch Menyerang Syariah Islam !
- Haji Malcolm X dan Persatuan Umat
- Syariah Islam Ancaman Buat Amerika Serikat ?
- Gelombang Perubahan Menuju Khilafah Tidak Terbendung
- HAM: Alat Propaganda dan Penjajahan Barat
- HARAMNYA MUSLIM TERLIBAT NATAL
- Survey: Mayoritas Muslim Dunia Inginkan Peran Isla...
- Survey Roy Morgan Research : 52 Persen Rakyat Indo...
- Idul Adha Kristiani: Yesus Disembelih Menebus Dosa...
- Dalam Memerangi Dakwah Islam, Otoritas Menyita Kit...
- Sekularisasi Agama, Liberalisme, Kapitalisme Ekono...
- WikiLeaks: AS=Penjajah, Para Penguasa Muslim Pelay...
- Berapa Hak Waris Seorang Isteri?
- Hak Warisan Pria dan Wanita Dua Banding Satu, Adil...
- Laki-laki dan Haramnya Emas
- Proyek Deradikalisasi : Upaya Menjinakkan Umat Islam
- Ruu Intelijen 2010: Bentuk Tirani Baru?
- Kita Bisa Menjadi Negara Adi Daya !
- Makanan Haram Menghalangi Terkabulnya Doa
- Mental Syirik
- Apakah Puasa Sehari Tanggal 11 Muharram Disunnahkan?
- Introspeksi Anak Salah Asuh dan Salah Gaul
- Awas! Makna Jihad, Khilafah dan Thaghut Akan Direv...
- Mau Surga atau Neraka, Kenalilah dengan Siapa Engk...
- Soal Jawab: Hubungan AS dengan Cina
- Umat Islam : Umat yang Adil Bukan Moderat !
- Haram Hukumnya Mengucapkan Selamat Natal
- Perbedaan Mandi Janabat Wanita dengan Laki-laki
- Densusleaks, Bocornya SMS Gorries Mere
- KH Murhali Barda: Saya Hanya Ingin Tegakkan Syaria...
- Refleksi Akhir Tahun 2010
- Menggagas Sistem Pro Ibu
- Bocoran Situs Wikileaks Menegaskan Keantekan Para ...
- Muslimah dalam Keterasingan
- Profesor Amerika Ramalkan Dolar Hancur
- Menggugurkan Janin Yang Divonis Cacat Fisik
- Liberalisasi Energi di Balik Pencabutan Subsidi
- Pernak-Pernik Seputar Wudhu
- Selamatkan Indonesia Dengan Syariah Menuju Indones...
- Utang, ‘Bom Waktu’ Amerika
- Uang Panas Kuras Anggaran Negara RI
- Warga Dunia Serbu Koin Perak
- [mediaumat] Arim Nasim: Century dan KS Perampokan ...
- 10 Kerusakan Dalam Perayaan Tahun Baru Masehi
- Negara-negara Skandinavia Berusaha Larang Hizbut T...
- Yesus Adalah Seorang Muslim
-
▼
Januari
(57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar