Masukkan Code ini K1-43E2AC-4
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

kumpulblogger

Jumat, 26 Maret 2010

Kaleideskop Dunia Islam 2009 : Objek Imperialisme Barat

Kaleideskop Dunia Islam 2009 : Objek Imperialisme Barat


Tidak ada perubahan berarti nasib dunia Islam pada tahun 2009. Tanpa Khilafah , Dunia Islam masih menjadi objek kebijakan imperialisme negara-negara Barat dan sekutunya.

Ideologi Kapitalisme yang diemban oleh negara secara konsisten menjadikan penjajahan sebagai metode baku politik luar negeri mereka. Dunia Islam yang memiliki potensi politik dan ekonomi yang luar biasa menjadi objek penjajahan dunia Barat. Beberapa isu hangat yang mencerminkan itu antara lain:

Derita Irak, Afghanistan, Khasmir, India, dan Bosnia
Irak dan Afghanistan merupakan dua negara yang secara fisik langsung dijajah oleh AS dengan pendudukan militer. Di samping menghancurkan bangunan fisik di dua negeri ini dengan pemboman yang membabi buta, korban rakyat sipil pun berjatuhan. Di Irak hingga kini sekitar satu juta orang terbunuh. Ribuan orang terbunuh di Afghanistan.
Di Afghanistan serangan terhadap rakyat sipil berulang terjadi. Seperti biasa AS mengklaim mereka menyerang al Qaidah, meskipun banyak di antara korban adalah para wanita dan anak-anak. Pada awal Desember 2009, 13 warga sipil tewas provinsi Lagham terbunuh dalam serangan oleh NATO.

Janji Obama untuk membuka babak baru hubungan Islam dan AS yang saling menguntungkan kembali terbukti omong kosong. BBC online (30/11) melaporkan Presiden Obama mengirim tambahan pasukan 30 ribu personel ke Afghanistan.
Masih pada November, empat orang warga sipil meninggal akibat serangan rudal yang dilakukan oleh pesawat mata-mata tak berawak, yang diyakini pesawat itu milik Amerika. Serangan rudal itu menimpa rumah seorang pemimpin suku di utara Waziristan.Sumber tersebut mengatakan bahwa serangan yang terjadi di daerah Newark itu juga melukai empat orang lainnya.
Pada bulan September (4/9) lebih dari seratus orang, sebagian besar warga sipil, dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya terluka setelah pesawat-pesawat tempur pimpinan AS menyerang tanker bahan bakar di wilayah utara Afghanistan. Gubernur Provinsi Kunduz, Mohammad Omar, mengkhawatirkan jumlah korban tewas bisa mencapai 90 orang.

Serangan tidak hanya terjadi di Afghanistan, daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan pun menjadi sasaran pembantaian masal AS dan sekutunya. Pada bulan Agustus enam orang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS di wilayah Suku Waziristan selatan di Pakistan barat-laut, yang berbatasan dengan Afghanistan, demikian laporan stasiun televisi Kamis(6/8). Menurut saluran TV swasta Express News, pesawat tanpa awak itu menembakkan dua rudal ke satu rumah di Desa Kani Kuram di Waziristan selatan, menewaskan enam orang dan melukai sembilan orang lagi, sementara stasiun TV Geo News menyatakan serangan tersebut telah menewaskan delapan orang.
Negara teroris Amerika Serikat kembali membunuh rakyat sipil Afghanistan di pertengahan 2009. Kali ini yang menjadi korbannya adalah petani. Seperti yang dilaporkan Republika online (06/08), serangan udara yang dilancarkan pasukan Barat di Afghanistan Selatan menewaskan lima petani. Demikian diungkapkan seorang kepala kepolisian lokal. Para petani tersebut tengah memuat hasil panen mereka, mentimun, ke dalam sebuah taksi.

Di bulan Mei AS menyerang warga sipil. Sedikitnya 97 warga sipil tewas.. Kebanyakan anak-anak. Menurut Komisi Hak Asasi Independen Afghanistan, AIHRC, seperti dilansir situs straittimes, Rabu (27/5/2009), peristiwa penembakan terjadi pada 4-5 Mei lalu yang terjadi di barat daya Provinsi Farah. Selain menewaskan korban sipil, tak sedikit juga pasukan militer Afghanistan menjadi korban keganasan pasukan militer AS. Pemerintah Afghanistan menyebutkan, sekitar 140 warga sipil tewas.
Rakyat Afghanistan pun bangkit untuk menentang penjajahan AS dan sekutunya. Sekitar seribu warga Afghanistan, mayoritas para mahasiswa menunjukkan kemarahannya terhadap AS dengan membakar “orang-orangan” berbentuk Presiden AS Barack Obama. Rakyat bersama para mahasiswa Afghanistan itu turun ke jalan-jalan dan melakukan aksi long march di Kabul-ibukota Afghanistan hari Minggu (25/10) setelah mendengar kabar bahwa tentara-tentara AS membakar kitab suci Alquran. Para demonstran membakar sebuah “boneka” berbentuk Presiden AS Barack Obama, sambil meneriakkan pernyataan “Mati Kau Amerika, Hancurkan Israel !”, “Tolak demokrasi. Yang kami inginkan hanya Islam !”.

Tidak hanya Afghanistan dan Irak, darah umat Islam juga tertumpah karena tiada yang melindungi umat ini sejak runtuhnya Khilafah Islam. Sebuah kelompok hak asasi manusia di Kashmir menyatakan, Rabu (2/12), mereka telah menemukan sekitar 1.700 kuburan tanpa nama yang terkait dengan pembantaian di wilayah itu dan mendesak pihak berwenang melakukan penyelidikan. Kuburan-kuburan itu ditemukan di 55 desa dekat Garis Pengawasan, yang memisahkan wilayah-wilayah Kashmir antara India dan Pakistan, kata kelompok Pengadilan Rakyat Internasional mengenai Hak Asasi Manusia dan Keadilan di Kashmir India (IPTK). Pembantaian atas Muslim Kashmir oleh ekstrimis India mulai terjadi sejak tahun 1947, lebih dari 70.000 syahid.

Sementara di India, kaum nasionalis Hindu yang merupakan kunci pemerintahan dan para tokoh oposisi pemerintah mengatur penghancuran Masjid Babri yang bersejarah pada tahun 1992 menurut sebuah investigasi yang berlangsung selama 17 tahun di India. Mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee menjadi bagian dari “perencanaan cermat” penghancuran masjid yang dibangun pada abad ke-16 tersebut menurut bocoran dari investigasi yang diterbitkan oleh harian Indian Express pada hari Ahad (23/11). Pembongkaran Masjid Babri tersebut memicu kekerasan antara umat Hindu dengan umat Muslim yang terburuk. Hampir 2.000 lebih orang yang sebagian besar umat Islam meninggal akibat kekerasan tersebut

Tidak kalah menyedihkan adalah nasib umat Islam di Bosnia. Ketua Komite Pencarian Orang Hilang di Bosnia dan Herzegovina, Omar Machovic pada kesempatan Hari Orang Hilang Dunia, (30/8) mengungkapkan, lebih dari 30 ribu orang masih hilang di Bosnia dan Herzegovina sejak pecah perang pada awal dekade terakhir. Machovic berkata kepada Kantor Berita Kuwait (KUNA) bahwa jumlah keseluruhan orang yang hilang di semua negara bekas Yugoslavia ini mencapai 40 ribu orang, 80 persen di antaranya adalah kaum Muslim Bosnia.
Sementara itu , umat Islam di Turkistan Timur (versi China Xianjiang) terus ditindak oleh pemerintah Komunis China. Diperkirakan korban jiwa dalam kerusuhan di kota Urumqi, China, antara Muslim dengan suku Han China mencapai 600 hingga 800 orang tewa, kata Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia, Asgar Can, Rabu (8/07).

Pihak berwenang Cina di Provinsi Xinjiang telah mengeluarkan pengumuman bahwa setiap warga atau pekerja Uighur apabila ditemukan tidak makan siang selama bulan Ramadhan bisa kehilangan pekerjaan mereka. Ini adalah bagian dari kampanye pemerintah daerah di Xinjiang, tempat kelompok Muslim Uighur, untuk memaksa orang-orang Uighur untuk tidak melakukan ritual keagamaan mereka selama bulan puasa Ramadan.

Dukungan Barat terhadap Negara Zionis Israel
Kebijakan imperialisme AS juga ditunjukkan dengan dukungan yang membabi-buta negara itu terhadap tindakan keji Israel. Ketika terjadi agresi Israel ke Gaza (yang berakhir pada Januari 2009) Obama tidak memberikan reaksi apa-apa. Tak keluar dari mulutnya meski hanya sebuah kata untuk menunjukkan rasa simpati kepada para korban apalagi mengutuk Israel.
Bagi Obama seolah-olah di sana tidak terjadi apa-apa. Padahal ada lebih 1.300 orang meninggal dunia dalam hitungan hari. Kawasan Gaza juga hancur porak-poranda. Obama malah berkata: “Amerika berpegang teguh pada keamanan Israel. Dan kita akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan ancaman yang sah.” Inikah yang disebut mutual respect?

Pengkhianatan Penguasa Negeri Islam
Hari ke-19 serangan brutal Israel ke Gaza, lebih dari 1.001 meninggal sebagai syuhada, 4.600 terluka, lebih dari 350 korban adalah anak-anak dan 80 wanita (Aljazeera; 14/01/2008). Korban terus berjatuhan, tapi para penguasa Arab pengkhianat masih sibuk membahas solusi melalui KTT Doha, KTT Kuwait, KTT Riyad dan beberapa KTT lagi. Padahal solusinya sudah jelas dan mereka sudah tahu. Tidak perlu KTT. Kirim tentara, buka pinta Rafah untuk jihad fi sabilillah menghancurkan Israel. Itulah perintah Islam. Jika tidak mereka semuanya adalah pengecut dan pengkhianat.
Surat kabar Israel “Haaretz” mengatakan Rabu (9/12) bahwa Mesir telah memulai pembangunan tembok baja yang besar di sepanjang perbatasan dengan Gaza, untuk menghentikan terowongan penyelundupan di wilayah ini. Surat kabar tersebut mengutip dari beberapa sumber Mesir yang mengatakan bahwa panjang tembok itu antara sembilan sampai sepuluh kilometer di kedalaman berkisar antara 20 hingga 30 meter di bawah tanah, sehingga sulit membuat lubang, sekalipun memakai alat pelebur.

Alih-alih menyatakan perang dengan Israel dan memutuskan hubungan dengan AS yang menjajah negeri Islam, penguasa negeri Islam malah bekerja sama dengan dua negara itu. Situs www.alokab.com mengutip dari surat kabar Israel Haaretz (Selasa 10/11) yang mengungkap adanya kerja sama rahasia militer Israel dan Yordania. Tujuan kerja sama militer ini melatih operasi penyelamatan di daerah Beit Ciin. Kerja sama militer seperti ini telah sering berlangsung dalam kategori kerja sama militer yang sangat rahasia.
Angkatan Laut dan Udara Turki, Israel dan Amerika Serikat mengadakan latihan militer gabungan di Mediterania. Latihan gabungan ini diberi nama dengan “Reliant Mermaid X”. Latihan tersebut berlangsung 17-21 Agustus dengan tujuan untuk praktek koordinasi pencarian darurat dan operasi penyelamatan.

Pada April 2009, Presiden AS Barack Obama dan Raja Arab Saudi Abdullah membahas kerja sama mengenai cara mengatasi krisis ekonomi global dan upaya bersama memerangi terorisme, dalam pembicaraan langsung pertama mereka di sela pertemuan puncak G20, demikian Gedung Putih. Obama kembali menyampaikan dukungannya pada gagasan Arab Saudi bagi penciptaan perdamaian Arab-Israel yang hampir macet sejak proses itu diluncurkan pada 2002. “Para pemimpin itu menyampaikan kembali hubungan kuat dan lama di antara kedua negara tersebut,” kata Gedung Putih dalam satu pernyataan.

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat memperbaharui komitmen dan meningkatkan hubungan kedua negara ke tahap yang lebih tinggi dan kerja sama di segala bidang termasuk perang melawan terorisme. Demikian dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel Shangri-La, Singapura, Ahad (15/11), seusai melakukan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama.

Intervensi Barat dan Politik Adu Domba di Yaman, Sudan, Pakistan, dan Somalia.
Intervensi dan adu domba menjadi ciri utama dari kebijakan imperialisme Barat. Di Pakistan, AS mendorong pemerintah Pakistan untuk memerangi mujahidin Taliban. AS menggunakan tentara Pakistan untuk memerangi Taliban. Pengkondisian pun dilakukan dengan melakukan melakukan pemboman di markas tentara atau polisi Pakistan yang kemudian dituduhkan kepada Taliban. Rakyat sipil pun dikorbankan dengan pembomanan di tempat-tempat umum, lagi-lagi yang disalahkan adalah Taliban. Hal ini kemudian memicu konflik horizontal di Pakistan, antara sesama umat Islam dan antara tentara Pakistan dengan Taliban.

Hizbut Tahrir wilayah Pakistan, pada 25/11/2009 mengadakan demontrasi di Islamabad, di luar Club Wartawan, mengkritik kezaliman para penguasa yang menjadi antek dan hanya melayani kepentingan Amerika. Para demonstran mengecam keterlibatan pemerintah serta sikapnya yang membiarkan Amerika melaksanakan operasi pemboman di negeri ini, dengan menggunakan perusahaan mereka sendiri, seperti perusahaan Blackwater. Para demonstran menuntut diakhirinya keberadaan Amerika dan mengakhiri perang, “fitnah” di Waziristan dengan cara mendirikan negara Khilafah yang akan memobolisasi pasukan untuk menyapu bersih Tentara Salib.

Perang melawan terorisme pimpinan Amerika memasuki fase baru pada bulan Desember 2009 ketika aksi militer dialihkan dari Afghanistan ke Yaman. Amerika Serikat meluncurkan rudal-rudal jelajah yang dilakukan dengan bantuan pasukan pemerintah Yaman, dengan menggunakan tank-tank, helikopter-helikopter dan artileri yang menyerbu desa-desa di pegunungan yang diduga menyembunyikan jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden.

Tampaknya serangan-serangan yang dilakukan Amerika di Yaman sesuai dalam tujuan-tujuan Amerika untuk mengontrol Teluk Aden setelah mereka gagal mengalahkan rezim Somalia dan dikarenakan kepentingan-kepentingan strategis umum Amerika di Afrika. Sebagaimana ketidakmampuan pemerintah Sudan untuk menangani apa yang awalnya adalah perbedaan-perbedaan kesukuan di negeri mereka maka Amerika kemudian campur tangan dan kemudian menggunakan konflik itu untuk mencapai tujuan pengendalian kekayaan minyak Sudan. Tampaknya Amerika menggunakan ketidakmampuan rezim Yaman untuk menangani masalah-masalah dalam negeri untuk ikut campur dalam urusan negeri itu dan kemudian berada secara permanen di perairan strategis di Aden.

Standar Ganda Penegakan HAM : Penjara Guantanamo, Abu Ghuraib dan Penjara Rahasia
Obama telah berjanji menutup Penjara Guantanamo. Tapi terbukti hingga saat ini penjara Guantanamo masih belum ditutup. Obama malah menyatakan banyak kendala untuk menutup penjara yang mengerikan ini. Banyak yang berharap penyiksaan pengadilan militer dihentikan. Namun, tahanan Guantanamo tetap dipenjarakan, dipindah ke tempat lain. Dia juga memutuskan melanjutkan pengadilan militer yang kontroversial. Meskipun dia telah membuat banyak retorika bahwa CIA telah dilarang melakukan penyiksaan, Obama memutuskan tidak menuntut siapapun yang telah melakukan penyiksaan di masa lampau dan tidak terikat dengan aturan bukti-bukti penyiksaan di tempat lain.
Pada bulan Agustus, media juga mengungkap kekejian yang dilakukan oleh CIA. Badan intelijen ini menggunakan beberapa teknik interogasi “tidak berperikemanusiaan” yang digunakan oleh CIA terhadap tahanan dalam kampanye War on Teror pada zaman mantan Presiden George W Bush. Dokumen rahasia yang dipublikasikan, menunjukkan penyidik CIA mengancam akan membunuh anak-anak seorang tahanan dan memaksa orang yang dicurigai sebagai teroris untuk melihat ibunya diperkosa di depannya.

Dukungan Barat terhadap Rezim Represif Negeri Islam
Sikap hipokrit kebijakan luar negeri Barat tampak dari dukungan mereka terhadap pemerintah otoriter di negeri Islam seperti Mesir, Suriah, Saudi Arabia dan Uzbekistan. Di satu sisi bicara HAM, sisi lain malah mendukung rezim yang dikenal berperilaku kejam terhadap rakyatnya. Presiden Obama tetap juga mendukung penguasa tiran dan kriminal di negeri-negeri Islam sebagaimana pendahulunya.
Dalam wawancara dengan BBC, Obama menggambarkan Mubarak – Raja Firaun Mesir yang menyiksa dan mendzalimi penentang-penentangnya- dengan mengatakan: “Mubarak merupakan koalisi pendukung yang kuat bagi Amerika Serikat…. Dia telah menjadi kekuatan untuk menjaga stabilitas dan memberikan kebaikan di kawasan Timur Tengah“. Obama juga memuji Mubarak yang konsisten mendukung perdamaian dengan Israel termasuk memblokade rakyat Gaza untuk mendapat bantuan dan dana kemanusiaan.

Menguatnya Islamophobia di Barat
Lebih 57 persen rakyat Swiss, lewat referendum Minggu (29/11) memilih untuk melarang pembangunan menara-menara masjid. Negara itu dengan terang-terangan telah bergabung dengan gelombang sentimen anti-Islam yang semakin menyebar ke seluruh Eropa. Perancis melarang hijab (jilbab), Perdana Menteri Italia Berlusconi menuduh Islam adalah peradaban yang rendah, sementara Menlu Inggris Jack Straw menyerang niqab (cadar), dan seterusnya.

Apa yang terjadi di Barat bukanlah sekadar pelarangan menara atau jilbab, tapi sebuah bentuk nyata dari pertarungan peradaban (clash of civilization). Hal ini tampak nyata dari alasan-alasan yang dikemukan oleh pihak-pihak yang menolak menara masjid. Yang mereka tolak adalah ajaran Islam yang memang merupakan sebuah ideologi dengan sistem hukum yang didasarkan pada akidah Islam. Pendukung pelarangan menara itu menyebut pembangunan menara akan mencerminkan pertumbuhan sebuah ideologi dan sistem hukum yang tidak sejalan dengan demokrasi Swiss.
Walhasil nasib umat Islam tidak akan berubah selama umat tidak memiliki Khilafah Islam yang akan menerapkan syariah Islam. Khilafah adalah pemersatu dan pelindung umat dari penjajahan Barat. Khilafah juga akan membebaskan umat dari seluruh persoalan kehidupan mereka dengan menerapkan syariah Islam dalam segala aspek. Karena itu, perjuangan penegakan Khilafah semakin relevan dan penting untuk membangkitkan umat menuju masa depan yang lebih baik. (Farid Wadjdi)

TOLAK OBAMA, PENGUASA NEGARA PENJAJAH!

TOLAK OBAMA, PENGUASA NEGARA PENJAJAH!

[Al-Islam 495] Jika tidak ada perubahan, sekitar tanggal 20-22 Maret 2010 ini, Presiden AS Barack Obama akan berada di Indonesia. Pemerintah Indonesia tampak menaruh banyak harapan kepada Obama. Untuk itu, Pemerintah telah menyiapkan beberapa inti pembicaraan yang akan dijadikan acuan untuk merumuskan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS.

Berbeda dengan kedatangan Bush pada tahun 2006, kunjungan Presiden AS Obama kali ini cukup mendapatkan respon dan penilaian positif dari beberapa pihak. Adanya respon positif dari Pemerintah tentu wajar karena sejak awal Presiden SBY (tentu dengan berbagai motifnya) sangat mengharapkan kehadiran Obama. Yang aneh, respon positif ternyata juga datang dari beberapa orang yang dianggap tokoh umat Islam di Indonesia. Beberapa tokoh Muslim tersebut menganggap Obama bisa membawa harapan dengan tawaran pemulihan hubungan AS dengan Dunia Islam yang sudah diumbar sebelumnya.

Padahal mereka tahu bahwa hingga saat ini janji Obama hanya mimpi dan tipuan belaka. Bahkan ada yang tidak sependapat jika kehadiran Obama ke Indonesia malah ditolak dengan aksi demonstrasi. Pasalnya, menurut mereka, justru ini adalah kesempatan baik bagi Indonesia dan umat Islam khususnya untuk menunjukkan sikap bijak dan ramah sebagaimana layaknya kewajiban umat Islam kepada tamunya.

Obama Wajib Ditolak!

Apakah benar umat Islam Indonesia harus menyambut Obama sebagai tamu dengan ramah dan rasa hormat? Yang pasti, umat Islam saat ini sangat perlu mengetahui hakikat masalah ini dari sudut pandang Islam, bukan dari asas manfaat. Tetap harus didudukkan masalahnya secara jelas, bahwa Obama adalah presiden dari sebuah negara penjajah, yang hingga saat ini terus-menerus menjajah Dunia Islam serta melakukan pembantaian atas kaum Muslim di negeri-negeri Islam khususnya di Irak, Afganistan dan Pakistan.

Karena itu, setidaknya ada dua alasan kuat untuk menolak kedatangan Obama.

1. Alasan syar’i.

Memang, salah satu kewajiban kaum Muslim adalah menyambut dan memuliakan tamu. Rasulullah saw. bersabda:

Siapa saja yang mengimani Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya. Siapa saja yang mengiman Allah dan Hari Akhir, hendaklah menyambungkan tali silaturahmi. Siapa saja yang mengimani Allah dan Hari Akhir, hendaklah berkata hal-hal yang baik atau diam (HR al- Bukhari dan Muslim).

Tamu yang disebut di dalam hadis di atas mencakup tamu Mukmin atau kafir. Kata dhayfah termasuk dalam kata umum; mencakup tamu Mukmin dan kafir/laki-laki dan perempuan. Semua tamu wajib disambut dan dimuliakan dan dihormati berdasarkan nash hadis di atas. Seorang Muslim juga diperintahkan untuk memenuhi hak-hak tamu, sesesuai dengan kemampuannya.

Masalahnya, bagaimana jika tamu yang hendak berkunjung adalah para penguasa negara kafir penjajah (seperti AS hari ini) yang telah terbukti menzalimi, menganiaya, menjajah dan membunuhi kaum Muslim serta berusaha terus menistakan kesucian agama Islam? Apakah ketentuan-ketentuan dalam hadis di atas tetap berlaku?

Jelas, seorang Muslim haram menerima kunjungan tersebut, apalagi menyambut dan memuliakannya, dengan dasar: Pertama, Allah SWT justru telah melarang untuk menampakkan kesetiaan dan kasih-sayang kepada orang-orang kafir, apalagi lagi kafir penjajah yang sampai hari ini masih terus menghisap harta dan darah kaum Muslim. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia—yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad)—dengan penuh kasih-sayang (QS al-Mumtahanah [60]: 1).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil sebagai teman kepercayaan kalian orang-orang yang berada di luar kalangan kalian karena mereka tidak henti-hentinya menimpakan kemadaratan atas kalian. Mereka menyukai apa saja yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi (QS Ali ‘Imran [3]: 118).

Kedua, Allah SWT telah melarang untuk menyakiti kaum Muslim. Penerimaan dan penyambutan Barack Obama di negeri ini tentu akan menambah penderitaan dan rasa sakit kaum Muslim yang pada saat ini tengah menghadapi serangan militer Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Irak, Afganistan, Pakistan, Palestina dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya. Allah SWT berfirman:

Orang-orang yang menyakiti kaum Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat sesungguhnya telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata (QS al-Ahzab [33]: 58).

Nabi Muhammad saw. juga telah bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain; ia tidak akan menzaliminya dan tidak akan menyerahkannya kepada musuh." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ketiga, adanya kewajiban untuk membela saudara sesama Muslim yang tidak berada di dekatnya. Nabi Muhammad saw. bersabda, sebagaimana dituturkan Anas bin Malik ra., "Siapa saja yang membela saudaranya saat tidak ada di dekatnya, Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat." (HR asy-Syihab).

Wujud pembelaan seorang Muslim kepada saudara-saudaranya sesama Muslim yang jauh, yang pada saat ini dijajah, dianiaya bahkan dibunuh oleh Amerika Serikat adalah menolak kunjungan mereka. Nabi saw. bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Darda’ra.:

Siapa saja yang membela kehormatan saudaranya, Allah akan menolak api neraka pada Hari Kiamat dari wajahnya (HR at-Tirmidzi).

Rasulullah saw. juga pernah bersabda sebagaimana dituturkan Asma binti Yazid ra.:

Siapa saja yang membela kehormatan saudaranya pada saat tidak berada di dekatnya, Allah pasti akan membebaskannya dari api neraka (HR Ishaq).

Salah satu wujud pembelaan seorang Muslim terhadap kaum Muslim lain di Irak, Afganistan, Pakistan dan Palestina yang saat ini tengah menghadapi invasi militer Amerika adalah menolak kunjungan, kerjasama, maupun intervensi non-fisik dari para penguasa kafir penjajah dan antek-anteknya seperti Amerika, Inggris dan Israel.

Keempat, adanya contoh berupa sikap para Sahabat Nabi saw. Salamah bin al-Akwa’ ra., misalnya, pernah bertutur, "Saat kami berdamai dengan penduduk Makkah dan sebagian kami bercampur dengan sebagian mereka, saya mendatangi suatu pohon. Kemudian saya menyingkirkan durinya, lalu merebahkan diriku di akarnya. Kemudian datang kepada saya empat orang kaum musyrik Makkah. Mereka mulai membicarakan Rasulullah saw. Saya membenci mereka hingga saya pindah ke pohon yang lain." (HR Muslim).

Selain itu, banyak riwayat yang menunjukkan bagaimana sikap Rasulullah saw terhadap para utusan kaum kafir yang memusuhi Islam dan kaum Muslim. Misal, Rasul saw. tidak menggubris Abu Sufyan, utusan kafir Qurays saat itu, yang mendatangi Nabi saw. untuk memperbaiki perjanjian dengan beliau yang sebelumnya mereka langgar. Rasul saw. pun pernah bersabda kepada utusan Musailamah al-Kadzdzab, "Seandainya kamu bukan seorang utusan, niscaya sudah aku penggal lehermu." (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Jelas, sikap beliau sangat keras dan tidak menunjukkan penerimaan yang ramah terhadap ‘tamu’ seperti mereka.

2. Alasan rasional.

Selain alasan syar’i di atas, sesungguhnya tidak masuk akal jika kaum Muslim harus bermitra dengan negara seperti AS. Pasalnya, hingga saat ini kaum Muslim di berbagai belahan negeri yang jauh dari Indonesia dalam kondisi terkoyak dan porak-poranda dililit kemiskinan, penyakit dan konflik berkepanjangan; darah mereka pun tumpah-ruah seolah tiada harga. Semua masyarakat dunia bisa menyaksikan tragedi di Irak, Afganistan, Palestina, perbatasan Pakistan dan di wilayah-wilayah lainya yang diakibatkan oleh tindakan biadab AS sebagai negara penjajah. Lalu bagaimana mungkin para penguasa negeri kaum Muslim mau berjabat tangan, bahkan berpelukan mesra, dengan para penguasa negara penjajah seperti AS; sementara tangan dan badan sang penjajah itu masih basah terpercik simbahan darah suci umat Islam yang mereka bantai? Dimana letak iman para penguasa Muslim seperti ini? Dimana letak pembelaan para penguasa Muslim, yang katanya politik luar negeri bebas aktif menentang segala bentuk penjajahan? Bagaimana nanti mereka mempertanggungjawabkan tindakan mereka ini saat mereka menghadap kepada Allah Yang Mahaperkasa dengan segala perhitungan dan balasan-Nya kelak? Na’ûdzubillâh min dzalik!

Semoga umat Islam segera menemukan penguasa yang amanah, yang bisa menjaga, merawat dan mengayomi mereka. Itulah Imam/Khalifah, yang menegakkan syariah Islam secara kaffâh dalam sebuah negara, yakni Khilafah ‘ala Minhâj an-Nubuwwah. Amin, ya Mujîb as-sâ’ilîn… []

BOX:

OBAMA WAJIB DITOLAK KARENA…

~Obama adalah kepala negara Amerika Serikat, sang penjajah. Ini bertentangan dengan sikap politik Indonesia yang anti penjajahan.

~Kedatangan Obama adalah untuk mengokohkan Indonesia sebagai negara kapitalis sekular. Sistem inilah yang menjadi sumber berbagai persoalan di Indonesia.

~Kedatangan Obama juga untuk mengokohkan penjajahan ekonomi lewat perusahaan Amerika yang merampok kekayaan alam Indonesia di Aceh, Riau hingga Papua.

~Kedatangan Obama merupakan bagian dari politik belah bambu di dunia Islam, yang menampilkan citra positif Amerika untuk menutupi kejahatannya di negeri Islam lainnya.

~Obama memerangi kaum Muslim di Afganistan bahkan mengirim 30 ribu pasukan tambahan yang telah menewaskan ribuan umat Islam, termasuk anak-anak dan ibu-ibu.

~Obama tidak sepenuhnya menarik pasukan AS dari Irak yang selama pendudukan AS telah membunuh lebih 1 juta umat Islam,

~Obama hingga saat ini belum menutup Penjara Guantanamo sesuai janjinya, yang menjadi tempat penahanan dan penyiksaan banyak Muslim yang tidak bersalah dan tempat penghinaan terhadap Islam dan al-Quran.

~Obama dengan setia mendukung Zionis Israel yang merampas Tanah Palestina dan hingga saat ini terus membantai umat Islam di Palestina.

~Obama tidak mengecam sama sekali Israel saat entitas Yahudi itu membantai lebih kurang 1300 Muslim di Gaza. Obama bahkan mendukung tindakan kejam Israel tersebut.

Status negara Amerika Serikat (AS) adalah Muhariban Fi’lan karena secara langsung memerangi umat Islam. Karena itu, Islam mengharamkan kaum Muslim melakukan hubungan dalam bentuk apapun dengan AS, termasuk menyambut kedatangan presidennya, apalagi menjadikannya sebagai sahabat dan tamu terhormat, karena AS adalah musuh Allah SWT dan umat Islam.

sumber : www.hizbut-tahrir.or.id

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW

(dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Nabi: “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.” Umar ingin mmbunuhnya.

Nabi: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA : pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti
rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.” “Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata: “Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.” Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?” “Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“lalu siapa lagi?” “Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
“Lalu siapa lagi?” “Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?” “Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang
lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?” “Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?” “Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?” “Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?” “Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?” “Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?” “Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?” “Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?” “Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?” “Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?” “Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?” “Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah?” “Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?” “Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?” “Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?” “Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?” “Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?” “Sedekah yang diam – diam.”
“Apa yang dapat menusuk matamu?” “Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?” “Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?” “Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?” “Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?” “Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi: “Siapa temanmu wahai Iblis?” “Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?” “Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?” “Pemabuk.”
“Siapa tamumu?” “Pencuri.”
“Siapa utusanmu?” “Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?” “Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?” “Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?” “Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas
Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali: “Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?” “Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. " "Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. " "Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya
selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”

Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya
“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid. Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus. Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.” Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.
“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda
manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

Cara Iblis Menggoda
“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa
membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada
saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul. Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat
lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan
akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku. Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan. Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”

10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT
“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?” “10 macam”
“Apa saja?” “Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”
Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari
makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan
ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”
Allah berfirman,
“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari
kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!
Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah
ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis
sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.” Rasulullah SAW lalu membaca ayat : “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119)
juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38) Iblis lalu berkata:

“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”

sumber:

FB http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2932093
http://apakabardunia.com/post/religi...a-rasullah-saw

TERORISME KEMBALI MENCUAT, UMAT HARUS WASPADA!

TERORISME KEMBALI MENCUAT, UMAT HARUS WASPADA!


[AL-ISLAM 497] Isu terorisme mencuat lagi. Isu ini muncul ke permukaan
sejak media memberitakan upaya penggerebekan kelompok bersenjata yang
tengah mengadakan latihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh
Besar, yang diduga berlangsung sejak September tahun lalu.
Penggerebekan dilakukan pada Senin malam, 22 Februari 2010 lalu,
hingga akhirnya pecah kontak tembak pada Kamis. Korban pun berjatuhan
di pihak polisi dan Kelompok Jalin. Masyarakat sipil juga menjadi
korban dalam peristiwa ini (Acehkita.com,8/3).

Kepolisian segera menyebut Kelompok Jalin ini sebagai teroris yang
tergabung dalam jaringan Jamaah Islamiyah. Menurut pihak Kepolisian,
ditemukan beberapa barang dengan simbol-simbol Islam (misal: buku-buku
Islam, atribut pakaian koko, dsb) yang diduga milik kelompok tersebut,
dan beberapa orang dari luar Aceh yang terlibat juga tertangkap.

Media juga dengan mudah menghakimi bahwa ini adalah kelompok teroris.
Media seolah menemukan kembali saat yang tepat untuk kembali membuat
narasi (cerita) agar isu terorisme bisa diterima oleh masyarakat dan
menjadi payung moral bagi setiap langkah penanganan oleh pihak
Kepolisian.

Para pengamat pun tidak mau ketinggalan; ikut menabuh genderang dengan
‘analisis’ yang tak jarang sangat prematur—hanya berdasarkan sangkaan
semata. Mereka lalu bersepakat bahwa kelompok ini terkait dengan
jaringan Jamaah Islamiyah bahkan al-Qaidah, kemudian menyebutkan
tentang adanya potensi ancaman atas keamanan Indonesia, bahkan di
wilayah Selat Malaka.

Dugaan Rekayasa

Tentu bagi masyarakat Aceh istilah teroris adalah ganjil, karena dalam
kamus sejarah Aceh tidak pernah dikenal istilah tersebut. Karena itu,
kasus ini melahirkan tanda tanya masyarakat. Komite Peralihan Aceh
(KPA) wilayah Pase, melalui jurubicaranya Dedi Syafrizal, dalam jumpa
pers di kantor Partai Aceh Lhokseumawe (1/3), menilai bahwa
pemberitaan adanya gerakan terorisme di Aceh merupakan isu murahan.
Isu terorisme di Provinsi Aceh ini bahkan dinilai tidak rasional.
Berita bahwa ada gerakan teroris di Aceh sangat tidak berdasar. Ini
diduga hanya sebuah rekayasa oleh oknum tertentu untuk kepentingan
kelompok maupun pribadi. Kondisi itu seperti sudah direncanakan, bukan
terjadi dengan tiba-tiba. “Kami mengklaim tidak ada gerakan teroris di
Aceh umumnya dan Aceh Utara khususnya. Apalagi ada informasi sudah
berada di Aceh sejak tahun 2005. Ini sangat tidak dapat diterima oleh
akal sehat. Kami menilai ini hanya kerjaan orang-orang yang tidak
menginginkan Aceh tetap damai," kata Syafrizal.

Sebagaimana diketahui, jika dikaitkan dengan jaringan Jamaah Islamiah,
jaringan ini biasa menjadikan pihak asing sebagai target mereka.
Padahal saat ini orang asing yang berada di Aceh sangat sedikit. Itu
pun sedang dalam misi kemanusiaan. Dari sejumlah deretan peristiwa
setelah perdamaian, ada sejumlah anggota KPA yang menjadi korban,
termasuk dalam penggerebekan yang dikabarkan sebagai tempat latihan
terorisme di Aceh Besar.

Sudarwis, salah seorang anggota DPRK Lhokseumawe dari Partai Aceh,
mengatakan hal yang sama. Isu adanya kegiatan teroris di Aceh adalah
rekayasa. Ini dikhawatirkan akan berdampak pada proses damai Aceh yang
saat ini mulai berjalan. Sejauh ini, pihak KPA punya jaringan mulai
dari tingkat pemerintahan hingga pedesaan. Jadi, menurutnya, tidak
mungkin ada aksi lain yang tidak terpantau oleh mereka. Apalagi budaya
dan adat Aceh sejak dulu tidak pernah menantang atau mempersoalkan
pemeluk agama lain (Rakyataceh.com, 2/3).

Anggota Komisi VIII DPR-RI Sayed Fuad Zakaria juga mempertanyakan
sejauh mana dugaan adanya keberadaan jaringan teroris di Aceh dan
mengapa baru sekarang diketahui. Mantan Ketua DPRA ini menambahkan, di
daerah Aceh yang merupakan paling ujung Sumatera ini tidak pernah
terdengar adanya kelompok jaringan Jamaah Islamiyah yang selama ini
dicap sebagai kelompok teroris (Rakyataceh.com, 2/3).

Belum juga kontroversi penggerebekan teroris di Aceh mereda, Selasa
(9/3) lalu, pihak Kepolisian (Densus 88) tiba-tiba kembali melakukan
penggerebekan, tepatnya di Warnet Multiplus, Pamulang, Tangerang.
Dalam penggerebekan itu, Densus 88 berhasil menewaskan 3 orang
teroris, satu di antaranya—meski masih simpang siur hingga tulisan ini
dibuat—diduga Dulmatin yang merupakan gembong teroris yang dicari-cari
oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Terkait dengan itu, menurut Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
Irwandi Yusuf, penggerebekan teroris di Pamulang, Tangerang, berkaitan
erat dengan penggerebekan teroris di Aceh. "Ada kaitan. Dari yang
tertangkap, ada yang berasal dari Pamulang. Tapi soal kaitannya biar
Polri yang menjelaskan," katanya dalam jumpa pers di Hotel Borobudur,
Jakarta, Selasa (9/3).

Menurut Irwandi, para teroris itu masuk ke Aceh dengan memakai isu
Islam dan syariah (Inilah.com, 9/3). Ia juga memenambahkan, para
teroris ini ingin menjadikan Aceh sebagai basis teroris Asia Tenggara.
Mereka berpikir bisa beroperasi di Aceh karena mayoritas Muslim dan
pernah punya GAM. "Tapi sangkaan mereka salah. Masyarakat Aceh tidak
seperti itu," katanya (Detik.com, 9/3).

Keterkaitan teroris Aceh dengan Kelompok Pamulang juga dikuatkan oleh
Kepala Densus 88 Antiteror Polri Brigjen (Pol) Tito Karnavian.
"Teroris di Pamulang adalah otak pelaku yang mengirimkan orang-orang
ke Aceh. Iya, dia biang keroknya yang kirim orang ke Aceh. Itu nama
besar,” ucap Tito melalui pesan singkatnya, Selasa (Inilah.com, 9/3).

Terkesan Dipaksakan

Selain janggal, isu terorisme kali ini terkesan dipaksakan. Pasalnya,
isu ini muncul saat antiklimaks kasus skandal Bank Century yang dibawa
ke Sidang Paripurna DPR dan menghasilkan keputusan melalui voting
‘Opsi C’ (bahwa bailout Century bermasalah). Isu ini juga muncul
menjelang kedatangan Obama ke Indonesia. Dengan isu ini, Pemerintah
seolah ingin menunjukkan kembali kepada pihak AS mengenai perhatian
dan komitmennya terhadap kasus-kasus terorisme.

Selain itu, proyek kontra-terorisme memang merupakan salah satu
prioritas dalam 100 hari program kerja Pemerintahan SBY. Dalam 100
hari itu diharapkan bisa dirumuskan ‘cetak biru’ penanganan terorisme,
yang pelaksanaannya tentu membutuhkan waktu lebih dari 100 hari.
Bahkan inilah salah satu inti dari pertemuan National Summit di
Jakarta pada 29-31 Oktober 2009 lalu.

Karena itu, saat memimpin rapat terbatas bidang politik, hukum dan
keamanan (Polhukam), SBY antara lain mengingatkan bahwa pemberantasan
terorisme tetap menjadi agenda dalam penegakan hukum dan HAM
(Detik.com, 5/3).

Lebih dari itu, komitmen pada isu terorisme ini juga menjadi
kesepakatan dan pembicaraan antara Obama dan SBY saat pertemuan
terbatas di Singapura. Saat kunjungan Obama ke Indonesia pertengahan
Maret ini pun, hal ini akan kembali menjadi inti dan komitmen
Indonesia-AS.


Umat Harus Waspada!

Umat Islam di Indonesia tentu harus memahami sekaligus mewaspadai
mencuatnya kembali isu terorisme ini karena beberapa hal berikut:
Pertama, terorisme hakikatnya adalah isu yang dijadikan proyek global
AS yang bersifat jangka panjang setelah Peristiwa Peledakan WTC
9/11/2001. Proyek terorisme ini digunakan AS sebagai strategi untuk
terus menjajah negeri-negeri kaum Muslim, termasuk Indonesia,
semata-mata demi kepentingan AS dan Kapitalisme globalnya. Ini
dilakukan dengan bantuan dan kesetiaan para penguasa negeri kaum
Muslim yang berkhianat kepada Allah SWT, Rasul saw. dan umat Islam.
Padahal Allah SWT telah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan
musuh kalian sebagai teman-teman setia (QS al-Mumtahanah [60]: 1).

Kedua, bagi AS isu terorisme di Dunia Islam, khususnya di Indonesia,
terbukti mampu menciptakan keterbelahan umat Islam. Umat Islam diadu
domba dengan sejumlah pengelompokan: moderat-radikal;
liberal-fundamentalis; dsb. Keterpecahbelahan ini jelas secara
langsung melemahkan umat Islam. Karena itu, umat Islam tentu harus
waspada, karena Allah SWT telah berfirman:

]وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا[

Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan
janganlah bercerai-berai (QS Ali ‘Imran [3]: 103).

Ketiga, isu terorisme akan terus diusung dan menjadi perhatian
penguasa negeri ini (yang terjebak dalam proyek global AS) sampai
seluruh komponen Islam yang dianggap mengancam agenda sekularisasi dan
liberalisasi betul-betul bisa dibungkam.

Keempat, isu terorisme ini juga bisa dijadikan alasan oleh Indonesia
untuk meminta kembali kerjasama militer dengan AS karena Indonesia
dianggap telah serius memberantas terorisme. Padahal Allah SWT telah
berfirman:

(Orang-orang munafik itu) ialah mereka yang mengambil orang-orang
kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
Mukmin (QS an-Nisa’ [4]: 139).

Kelima, Indonesia adalah bagian dari Dunia Islam yang memiliki nilai
strategis dari berbagai aspek; jumlah penduduk, sumber daya alam serta
geopolitik di kawasan Asia Pasifik maupun di Dunia Islam. Indonesia
menjadi salah satu basis perang melawan terorisme, yang secara tegas
menempatkan Islam dan kaum Muslim sebagai sasarannya. Karena itu,
wajar jika selama ini Islam dan kaum Muslim menjadi korban dari isu
terorisme ini. Sebab, memang itulah yang menjadi target AS. Allah SWT
berfirman:

Orang-orang kafir tidak henti-hentinya berusaha memerangi kalian
hingga mereka berhasil mengeluarkan kalian dari agama kalian—jika saja
mereka mampu (QS al-Baqarah [2]: 217).


Wahai kaum Muslim:

Isu terorisme akan terus dipelihara oleh AS sebagai gembong negara
penjajah demi terus-menerus menjajah dan menguasai kaum Muslim. Kaum
Muslim akan selalu menjadi sasaran kaum kafir penjajah, termasuk
melalui isu terorisme, jika mereka tidak memiliki pelindung. Pelindung
mereka tentu bukan para penguasa yang justru menjadi pelayan negara
penjajah seperti AS. Pelindung mereka tidak lain adalah seorang
Khalifah yang bertakwa kepada Allah SWT. Itulah yang ditunjukkan oleh
para khalifah pada masa Kekhilafahan Islam selama berabad-abad
lamanya. Karena itu, mengangkat kembali seorang khalifah dalam
institusi Khilafah Islam adalah pilihan yang bukan saja merupakan
tuntutan syariah, tetapi juga tuntutan kondisi saat ini. Wallâhu a’lam
bi ash-shawâb []

http://hizbut-tahrir.or.id/2010/03/09/terorisme-kembali-mencuat-umat-harus-waspada/3/15/2010
10:18 AM

habis century terbitlah dulmatin

Habis Century, Terbitlah Dulmatin

Tak ada mendung, tiada hujan. Tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar di tengah hari bolong. Persis seperti itulah kemunculan berita penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang, Ciputat. Tapi berbeda dengan suara halililintar yang mengejutkan banyak orang, agaknya kabar terbaru tentang pemberantasan teroris kali ini tak membuat khalayak tercengang. Alih-alih terhenyak, publik justru menaruh curiga: Kok tiba-tiba ada teroris? Mengapa justru terkuak saat SBY sedang dirundung masalah Bank Century?

Di www.detik.com, ada sebuah postingan menarik dari pembaca: SBY Selalu Diuntungkan Densus 88, tulisnya. Benarkah demikian?

Sebuah isu, untuk kasus-kasus tertentu, menurut saya, tak lahir begitu saja ke permukaan. Dia tidak by accident; tp by design. Istilahnya: manajemen isu. Isu yang direncanakan akan diblow up sedemikianrupa dengan tujuan untuk menetralisir isu yang bisa merusak citra,; mengalihkannya dan berharap berdampak pada keuntungan sang pembuat isu.

Apakah penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang adalah sebuah isu yang didesign? Sangat mudah menelaahnya: perhatikan momentum kelahiran isu tersebut dan adakah pihak yang diuntungkan dari hal itu. Ada tiga momentum munculnya isu trror kali ini: pansus Century, kunjungan SBY ke Australia dan semakin dekatnya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia.

Kita melihat teramat banyak kebetulan yang aneh. Pertama, penggerebakan teroris oleh Densus 88 di Aceh dan Pamulang dilakukan setelah gonjang-ganjing Pansus Century. Kita semua tahu, ujung dari pansus ini merusak citra positif SBY di mata publik. Berderet pertanyaan mengelitik bisa diajukan di sini: Mengapa penggerebekan dilakukan setelah pansus usai? Mengapa tidak dilakukan saat pansus masih ramai? Jika polisi beralasan belum cukupbukti untuk menangkap, argumen ini bisa dengan mudah dipatahkan.

Bukankah pengintaian telah dilakukan cukup lama? Masa sih sebegitu lama polisi tak memiliki bukti untuk langsung meggerebek mereka. Pada akhirnya, Densus 88 memilih untuk menggerebek pasca Pansus Century agar isu ini tidak tenggelam oleh Century yang jauh lebih seksi.

Keberhasilan penangkapan teroris, dalam konteks ini, tentu teramat menguntungkan SBY. Publik sejenak akan melupakan kasus Century. Sukses ini sekaligus diharapkan dapat mendongkrak kembali citra positif SBY yang sempat turun.

Kedua, isu teroris muncul saat SBY berkunjung ke Australia. Apa reaksi pejabat Negeri Kangguru itu saat SBY mengumumkan kematian Dulmatin di depan Parlemen setempat? SBY mendapat aplaus meriah. Puja puji pun mengalir deras membasahi tubuh SBY. “Ini adalah operasi yang sangat sulit dan memakan waktu panjang. Keberhasilan ini pantas diberikan untuk bangsa Indonesia lewat aparat keamanannya yang telah menunaikan tugas ini,”PM Australia Kevin Ruud.

Sementara itu media-media di Australia menggambarkan keberhasilan Indonesia sebagai kemenangan besar Polri. Pada titik ini, sangat penting bagi SBY untuk memberikan kabar gembira kepada pemerintah Australia. Salah satunya karena Australia telah banyak memberikan bantua dana untuk pemberantasan terorisme. Tahun 2004 saja, mereka berkomitmen meningkatkan bantuan bagi Polri dari Aus$ 10 juta menjadi Aus$ 20 juta untuk jangka waktu lima tahun. Sebagai pihak penerima bantuan, tentu saja SBY harus memberikan laporan yang menyenangkan, bukan?

Ketiga, isu teroris lahir hanya beberapa pekan menjelang kedatangan Presiden AS Barack Obama. AS, sebagai negara yang memimpin perang melawan teroris, akan sangat gembira jika ada negara yang “dipimpinnya” berhasil menumpas teroris. Sukses ini adalah cara paling elegan bagi SBY untuk memberi kesan positif kepada “bos” yang akan bertamu ke rumah. Apalagi jika mengingat tak sedikit bantuan materi maupun materi yang telah diberikan AS kepada Indonesia.

Tak jau beda dengan kita yang akan kedatangan tamu besar, bos atau orang yang kita hormati. Berbagai persiapan kita lakukan: membersihkan rumah, menyiapkan makanan terbaik, hingga memasang umbul-umbul, jika diperlukan. Apalagi si bos ini telah banyak berjasa bagi kita diantaranya sering memberikan kita pinjaman uang dalam jumlah banyak.

Kita harus menyambutnya dengan gembira dan meriah. Kita pun siap-siap memberikan laporan menyenangkan seputar pinjaman yang si bos berikan. “Dananya sudah saya gunakan dengan baik, bos.” Kurang lebih begitulah jawaban yang kita siapkan.

Kepada Obama, kita pun demikian. “Mr President, bantuan yang Anda berikan telah digunakan untuk memberantas teroris. Dulmatin telah tewas.”

Tak hanya tentang teroris. Orang-orang JIL, kaum SEPILIS juga akan melaporkan hal yang sama. Apakah sebuah kebetulan tiba-tiba saja ada rencana memidanakan nikah sirri? Apakah kebetulan tiba-tiba saja ada Uji Materi UU Penistaan Agama di MK? Dan apalah kebtulan tiba-tiba saja beberapa hari lalu pentolan JIL, Ulil Abshar Abdalla melakukan Orasi Kebudayaan di Taman Ismail Marzuki?

Tak ada yang kebetulan. Karena kita tahu sendiri, mereka selama ini bergerak dengan dana dari AS. Dan AS berkepentingan untuk itu karena mereka memiliki agenda sekulerisasi dan liberalisasi di Tanah Air. Paling tidak, jika ada utusan Obama yang bertanya kepada mereka tentang program apa yang telah dilakukan, dari dana yang sudah diberikan, jawabannya telah tersedia.

Ya, habis Century, terbitlah Dulmatin, dan Datanglah Obama.

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/erwyn-kurniawan-habis-century-terbitlah-dulmatin.htm

Sekulerisme Mengokohkan Penjajahan

Sekulerisme Mengokohkan Penjajahan

Pro kontra judicial review UU 1 PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penodaan/penistaan agama sesungguhnya mencerminkan pertarungan ideologi antara Islam dan Sekulerisme-Liberal. Argumentasi dengan cara pandang sekulerisme tampak dari pernyataan perwakilan Konferensi Wali Gereja (KWI) Beny Susetyo (10/02) yang mengatakan negara tidak dapat membatasi hak umat beragama. Menurutnya, kebebasan beragama merupakan hak mutlak setiap individu. Indonesia bukanlah suatu negara agama sehingga negara tidak dapat melakukan intervensi.

Sekulerisme sendiri yang menjadi dasar dari sistem Kapitalisme pada intinya menolak agama dijadikan dasar negara. Agama hanya berfungsi mengatur urusan-urusan individual, moralitas, dan ritual. Agama dilarang mencampuri urusan politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan lainnya. Karena agama urusan pribadi, negara tidak boleh mencampuri keyakinan seseorang. Negara tidak boleh menghakimi keyakinan rakyatnya.

Pandangan sekuler di atas jelas ditolak oleh Islam, sekaligus berbahaya. Bila pandangan ini diterima maka akan terjadi pengerdilan Islam dengan membatasinya pada urusan individual, ritual dan moralitas. Sebaliknya, dalam aspek yang lain seperti ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dll Islam tidak dipakai sama sekali. Aspek yang dikenal sebagai aspek muamalah (yang mengatur kehidupan manusia dengan sesamanya) ini kemudian diatur oleh aturan di luar Islam, yakni kapitalisme-liberal.

Padahal kapitalisme-liberal inilah pangkal bencana yang menimpa manusia. Dalam aspek ekonomi, kapitalisme-liberal yang rakus telah menimbulkan penjajahan negara-negara maju atas Dunia Ketiga. Indonesia adalah negara yang mengalami sejarah panjang kolonialisme yang mengerikan itu. Kedatangan penjajah di bumi Nusantara telah membawa penderitaan yang tak terperi.

Sekarang negara-negara kapitalisme liberal menjajah dan merampok kekayaan alam kita atas nama investasi asing, pasar bebas, privatisasi, utang luar negeri, dan rezim mata uang dolar. Akibat diprivatisasi, pendidikan dan kesehatan menjadi mahal dan semakin tidak bisa dijangkau. Orang miskin seakan tidak boleh sakit dan tidak boleh pintar. Pengurangan subsidi yang menjadi ciri dari kebijakan liberal ini pun telah menyebabkan BBM menjadi mahal karena mengikuti harga internasional. Dampaknya luar biasa; biaya hidup menjadi tinggi, harga-harga melambung tinggi, para pekerja terancam PHK, kemiskinan pun meningkat. Kebijakan kapitalisme-liberal ini pun secara sistematis menjadi sarana merampok kekayaan alam kita.

Kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian meningkat tidak bisa dilepaskan dari kesulitan ekonomi. Liberalisme menjadi pintu gaya hidup yang penuh dengan kemaksiatan seperti kebebasan seksual, pornografi, lesbianisme, homoseksual, pelacuran. Semua ini terjadi karena kapitalisme-liberal meminggirkan peran Islam dalam aspek ekonomi dan sosial. Inilah bahaya dari pandangan sekulerisme.

Dalam pandangan Islam, agama bukan saja boleh mengintervensi negara, bahkan Islam wajib menjadi dasar negara. Negara harus menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai sumber hukum. Syariah Islam harus mengatur segala aspek kehidupan; bukan hanya masalah individual, moral, atau ritual; tetapi juga ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Negara dalam pandangan Islam wajib campur tangan. Tentu saja bukan dalam pengertian memaksa warga non-Muslim untuk memeluk agama Islam atau melarang non-Muslim tidak boleh beribadah. Campur tangan negara wajib dan diperlukan semata-mata dalam menjaga akidah umat Islam dan eksistensi agama Islam itu sendiri.

Sebagai kepala negara Daulah Islam, Rasulullah SAW pun dengan tegas menjatuhkan sanksi hukuman mati bagi orang yang murtad. Abu Bakar ra, saat menjadi khalifah memerangi Musailamah al-Kadzdzab yang mengaku nabi. Mengapa negara hirau dalam masalah akidah ini? Sebab, akidah adalah dasar dan pondasi setiap Muslim dan negara. Kalau pondasi ini lemah, negara juga pada akhirnya akan lemah.

Karena itu, pandangan sekuler jelas berbahaya. Dengan alasan kebebasan beragama, misalnya, seorang Muslim bisa dengan seenaknya murtad dari Islam. Dengan alasan kebebasan berkeyakinan, orang dibiarkan membuat keyakinan yang aneh-aneh: mengaku nabi, mengaku Jibril, shalat dua bahasa, ibadah haji tidak perlu ke Makkah, dll. Sikap negara yang mendiamkan masalah ini jelas membuat akidah menjadi persoalan remeh.

Selanjutnya, berdasarkan akidah Islam ini negara mengatur masyarakat dengan menerapkan syariah Islam. Syariah Islam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok tiap individu masyarakat. Syariah Islam juga mengatur bahwa pendidikan dan kesehatan harus gratis untuk warga negara, Muslim maupun non-Muslim. Syariah Islam juga akan menjamin keamanan warganya, Muslim ataupun non-Muslim.

Syariah Islam juga akan menjadikan kekayaan alam yang merupakan milik umum (seperti minyak, emas, batu bara, timah, dll) menjadi milik rakyat yang tidak boleh diserahkan kepada individu atau perusahaan asing. Negara akan mengelolanya dengan baik dan hasilnya diserahkan untuk kepentingan masyarakat.

Walhasil, umat Islam harus bersungguh-sungguh memperjuangkan negara yang berdasarkan Islam. Hanya dengan itulah akidah umat terjaga, masyarakat sejahtera, keamanan terjamin dan kesatuan negara kokoh. [Farid Wadjdi]

sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2010/02/22/sekulerisme-mengokohkan-penjajahan/

Agenda Komprehensif Penjajahan Kapitalisme Dibalik Kedatangan Obama di Indonesia

Agenda Komprehensif Penjajahan Kapitalisme Dibalik Kedatangan Obama di Indonesia

I Love United States with all its faults. I consider it my second country (SBY)

Kunjungan kenegaraan seorang kepala negara merupakan bagian dari kebijakan politik luar negeri suatu negara. Pastilah ada motif maupun target politik dari kunjungan itu. Sementara itu, kebijakan politik luar negeri sebuah negara selalu bermuara pada kepentingan nasional negara bersangkutan. Sama halnya dengan kedatangan Obama ke Indonesia yang direncanakan bulan Maret nanti adalah bagian dari kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat.

Kunjungan presiden AS ini tidak bisa dilihat sekadar kunjungan emosional, nostalgia masa kecil. Apalagi AS adalah negara ideologis yang berbasis kapitalisme. No free lunch, tidak ada makan siang yang gratis, sudah merupakan ‘idiom politik’ penting negara Kapitalise. Politik luar negeri Negara Paman Sam ini ditujukan untuk menyebarluaskan, mengokohkan, dan menjamin eksistensi ideologi kapitalisme. Sebab eksistensi AS sebagai sebuah negara global akan sangat ditentukan sejauh mana dunia mengadopsi nilai-nilai dari ideologi kapitalismenya.

Tidaklah mengherankan kalau di mana pun dan kapan pun pejabat politik AS terutama presidennya akan berbicara tentang demokrasi, pluralisme, HAM, pasar bebas, liberalisme sebagai pilar penting dari ideologi kapitalisme. Berkaitan dengan ini Bush pernah berpidato, “Jika kita mau melindungi negara kita dalam jangka panjang, hal terbaik yang dilakukan adalah menyebarkan kebebasan dan demokrasi” (Kompas, 6/11/2004).

Hal senada diungkap oleh Obama tentang pentingnya mempertahankan sistem kepercayaan (ideologi) AS sebagai hal yang sangat penting. Dalam pidatonya Obama pada Mei 2009 bersumpah untuk melindungi rakyat Amerika dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Amerika. Obama mengatakan senjata yang paling ampuh adalah nilai sistem keyakinan Amerika seperti kebebasan, inilah akan membuat AS aman. (http://www.globalsecurity.org)

Jauh sebelumnya dalam pidato Obama di Council on Foreign Relation, Chicago 12 Juli 2004, kira-kira 3,5 tahun sebelum Obama menjadi presiden AS ke-44. Obama yang ketika itu menjadi senator dari Illionis mengatakan: “Di setiap wilayah di muka bumi ini, kebijakan luar negeri kita harus mendukung idealisme tradisional AS: demokrasi dan hak-hak asasi manusia, perdagangan bebas, adil, serta pertukaran budaya; juga pendirian berbagai lembaga yang menjamin pemerataan kesejahteraan di dalam ekonomi pasar.Selanjutnya Obama mengungkapkan, “Kesamaan kepentingan di dunia akan memulihkan pengaruh kita serta merebut hati dan pikiran demi mengalahkan terorisme dan menyebarkan nilai-nilai AS ke seluruh dunia.” (Lisa Rogak, Obama in His Own Words).

Politik luar negeri AS memiliki metode yang baku yakni penjajahan (isti’mar), yang berbeda hanyalah bentuknya, bisa politik, budaya, sosial, atau ekonomi. Karenanya, jangan berharap AS akan memperlakukan negara lain secara sejajar (equal) atau saling menghormati (mutual respect). Karakter imperialistik ideologi Kapitalisme akan selalu berusaha mengkooptasi, mengekploitasi, paling tidak mendominasi negara lain.

Agenda Obama Mengokohkan Kapitalisme

Bahwa kehadiran Obama bukanlah untuk sekedar liburan tampak jelas dari pernyataan juru bicara gedung putih Robert Gibbs pada hari kamis , dia mengataan Obama datang bukanlah untuk liburan, tapi menghadiri sebuah konfrensi yang mempromosikan demokrasi dan menekankan pada kontra terorisme selama kunjungannya ke Indonesia

(President Barack Obama’s trip next week to his childhood home of Indonesia will be no vacation and is unlikely to be delayed by his health reform drive, the White House said Thursday. White House spokesman Robert Gibbs said Obama, who is expected to leave the United States next Thursday, would attend a democracy promotion conference and highlight counter-terrorism measures during the visit to Indonesia.; sumber : AFP;12/03)

Dalam konteks ini, kunjungan Obama ke Indonesia haruslah dilihat sebagai bagian dari politik luar negeri Amerika Serikat. Ada beberapa kemungkinan motif atau tujuan dari kunjungan Obama ini.

Pertama, adalah kunjungan ini dilakukan untuk menjamin dan mengokohkan Indonesia sebagai negara sekuler yang mengadopsi kapitalisme. Pernyataan para pejabat politik luar negeri baik Indonesia maupun AS bahwa kunjungan ini akan mengokohkan kerja sama Indonesia-AS sebagai mitra, harus dilihat sebagai alat untuk mengokohkan sekulerisme di Indonesia.

Sebab, dalam paradigma politik luar negeri AS yang disebut mitra atau sahabat adalah negara-negara yang sejalan dengan kepentingan AS dan menjalankan dengan penuh nilai-nilai ideologi kapitalisme . Sebaliknya yang menentang kebijakan AS dianggap sebagai musuh AS.

AS memiliki kepentingan strategis dengan Indonesia mengingat Indonesia adalah negara Asia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Secara ekonomi juga Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber alam, di samping sangat strategis secara geopolitik.

Sangat mengkhawatirkan bagi AS kalau Indonesia kemudian menjadi negara yang menerapkan syariah Islam. Hal ini akan mengancam kepentingan politik maupun ekonomi AS, serta mengancam keberadaan perusahan-perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia. Kunjungan ini adalah bagian dari upaya menjamin bahwa Indonesia tetap sebagai mitra yang mengadopsi nilai-nilai kapitalisme.

Hal ini tampak jelas dari briefing (penjelasan ) oleh jubir White House Robert Gibbs : Presiden dan Ibu Negara akan melakukan perjalanan ke Indonesia dan Australia pada pertengahan bulan Maret. Kunjungan ini adalah suatu bagian yang penting dari usaha berkelanjutan yang dilakukan Presiden untuk memperluas dan memperkuat kemitraan yang diperlukan untuk memajukan keamanan dan kemakmuran kita. Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, Negara demokrasi terbesar ketiga; Negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia; dan merupakan sebuah Negara yang penting dalam Kelompok G20. (Pengarahan yang diberikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Robert Gibbs, 2/1/10)

(The President and the First Lady will be traveling to Indonesia and Australia in the second half of March. This trip is an important part of the President’s continued effort to broaden and strengthen the partnerships that are necessary to advance our security and prosperity. Indonesia is the world’s fourth most populous country, the third largest democracy; is home to the largest Muslim population in the world; and an important partner in the G20. ( situs whitehouse.gov :Briefing by White House Press Secretary Robert Gibbs, 2/1/10)

Kedua, mendukung dan menjamin elit-elit politik yang pro terhadap Amerika Serikat. Keberadaan elit-elit politik baik kepala negara, menteri, ataupun anggota parlemen, ataupun militer yang pro AS adalah sangat penting untuk menjamin kepentingan AS di Indonesia. Kedatangan ini bagaikan kunjungan seorang bapak terhadap anak yang selama ini diasuh, dibesarkan, dipelihara, agar tetap berbakti kepada bapaknya.

Bukan merupakan rahasia lagi, kalau siapapun yang ingin menjadi pemimpin politik di Indonesia apalagi presiden harus menunjukkan sikap yang pro kepada negara Paman Sam ini. Sebagai contoh, presiden SBY sebelum menjadi presiden menunjukkan kecintaannya kepada negara itu . SBY pernah berujar : I Love United States with all its faults. I consider it my second country”. Pernyataan itu bisa kita terjemahkan, “Saya cinta Amerika dengan segala kesalahannya. Saya menganggapnya negara kedua saya.

Untuk kepentingan ini , AS akan memberikan jaminan dan dukungan politik maupun keuangan yang besar agar anak asuhnya ini tidak berpaling kepada yang lain. Termasuk membangun citra bahwa ‘anak asuhnya’ adalah elit politik yang memiliki citra dan reputasi yang tinggi. ‘Heroisasi’ ini bisa dilakukan dengan memberikan sanjungan dan pujian langsung kepada anak asuhnya atau memberikan penghargaan-penghargaan tertentu yang berkelas dunia.

Ketiga, Indonesia menjadi sangat penting sebagai pion politik belah bambu (carrot and stick policy) Amerika Serikat. Secara politik,keberadaan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tentu sangat penting bagi Amerika. Indonesia diformat sebagai model negara Muslim yang dengan sukarela mengadopsi nilai-nilai kapitalisme. Negara Paman Sam ini berharap negara Muslim lain melakukan hal yang sama mengadopsi nilai-nilai liberal secara penuh.

Amerika ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai kapitalisme tidaklah bertentangan dengan kepercayaan umat Islam. Tidak heran kalau Indonesia selalu dipuji-puji sebagai negara moderat yang berhasil memadukan nilai-nilai liberalisme dengan keislaman, model negara yang berhasil melakukan dialog antar peradaban, dialog agama , dialog Barat dan Islam. Yang intinya adalah mempertahanakan nilai-nilai liberal dan sekulerisme. AS memanfaatkan Indonesia untuk menutupi ‘wajah kejamnya’ yang melakukan penjajahan di negeri-negeri Islam. AS pun menggunakan hubungannya dengan Indonesia untuk membangun citra baik AS di dunia Islam.

Tentu saja bukan sebuah kebetulan kalau sebelum kedatangan Obama, di Indonesia diadakan Kegiatan US-Indonesia Interfaith Dialogue yang langsung dibuka oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Marty Natalegaw (25 hingga 27 Januari 2010) di Jakarta. Menurut Kedutaan Besar AS, forum ini merupakan pertemuan lintas agama pertama berskala besar sekaligus ajang pembuka bagi forum-forum dialog yang serupa di tahun ini.

Posisi Indonesia tampaknya menjadi bagian dari janji Obama untuk membangun paradigma baru politik luar AS yang baru dengan pendekatan softpower (pendekatan diplomasi dan persahabatan). Padahal di sisi lain AS tetap mempertahankan pendekatan militer dinegeri-negeri Islam yang lain seperti Irak, Afghanistan, dan Pakistan.

Kunjungan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya Obama untuk merubah citra Amerika Serikat di dunia. Kedatangan ke Indonesia tidak bisa dilepaskan dari rangkaian kunjugan AS sebelumnya ke Kairo untuk membangun apa yang dikatakan oleh Obama sebagai pradigma baru hubungan AS dan dunia Islam. Namun hal ini tidak berarti apa-apa , melihat pada kenyataanya Obama malah mengirim 30 ribu pasukan tambahan ke Afghanistan, tidak sepentuhnya menarik pasukannya dari Irak, dan sepenuhnya mendukung negara teroris Israel.

Keempat, kedatangan Obama juga untuk mengokohkan perang global AS melawan terorisme (GWOT; Global War on Terorrist). Indonesia menjadi mitra penting di Asia Tenggara untuk melegitimasi GWOT ini. Tentu bukan sesuatu yang kebetulan saat Obama hendak ke Indonesia isu teorisme juga muncul kembali dengan penembakan yang dituduh teroris di Pamulang dan Aceh.

Padahal GWOT sendiri adalah bagian dari politik luar negeri AS terutama pasca perang dingin (coldwar) untuk menjadi alat legitimasi intervensi ke negara-negara lain. Dengan alasan memerangi terorisme Bush menyerang Irak , meskipun ternyata tidak terbukti ada hubungan Saddam Hussain dengan al Qaidah. Dengan alasan yang sama Bush menyerang Afghanistan, dengan alasan mengejar Osama bin Ladin (meskipun dengan cara membombardir negeri Afghansitan dan membunuh banyak rakyat sipil yang tidak berdosa dan tidak ada hubungan dengan Osama bin Laden).

GWOT juga menjadi ‘political hammer’ , siapapun yang tidak mendukung kebijakan AS akan dituduh menjadi pendukung teroris. Sepertnya yang dinyatakan oleh Bush bahwa bagi dunia hanya ada dua pilihan : either you are with us or with terrorist (Anda bersama kami atau bersama teroris).Dan sudah diketahui GWOT kemudian terbukti menjadikan umat Islam dan Islam sebagai sasaran utamanya. Sebagian besar korban GWOT AS adalah umat Islam. Doktrin penting Islam seperti syariah dan jihad pun sering dituding sebagai penyebab terorisme.

Hal ini sangat jelas dikatakan oleh juru bicara White House bahwa kehadiran Obama untuk mengokohkan kontra terorism : (White House spokesman Robert Gibbs said Obama, who is expected to leave the United States next Thursday, would attend a democracy promotion conference and highlight counter-terrorism measures during the visit to Indonesia ; sumber : AFP;12/03)

Kelima, Obama hadir untuk kepentingan ekonomi AS. Pertama mengokohkan, melindungi, dan memperluas ekspansi perusahaan AS terutama di sector strategis seperti energy (minyak, gas) dan pertambangan (emas) di Indonesia. Kedua, menjadikan Indonesia sebagai pasar penting ekspor AS untuk membuka menggerakkan kembali ekonomi AS dan membanyak lapangan pekerjaan di Amerika. Ketiga, AS juga punya kepentingan untuk memenangkan pertarungan ekonomi AS yang baru melawan China di Asia Pasifik.

Dan perlu kita catat semua ini secara ekonomi akan lebih banyak menguntungan AS. Disamping itu juga akan memperkuat perampokan terhadap kekayaan alam Indonesia terutama minyak, gas dan emas yang seharusnya merupakan milik rakyat yang dikelola pemerintah dengan baik untuk kemashlahatan rakyat. Selama ini kekayaan alam Indonesia lebih banyak dirampok oleh perusahaan asing termasuk AS dengan memberikan sedikit keuntungan bagi Indonesia, namun meninggalkan banyak persoalan lingkungan.

Dunia mengetahui kondisi domestik AS yang di dera krisis ekonomi sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Pengangguran masih menggunung, biaya hidup yang di rasakan semakin berat bagi mayoritas rakyat AS dan kebijakan-kebijakan yang dianggap strategis dan obat jitu dari Obama untuk keluar secepatnya dari krisis juga tidak memberikan efek berarti. Maka berbagai langkah penyelamatan harus dilakukan, termasuk mencari talangan dari Jepang bahkan China. Maka Indonesia juga harus dimasukkan bagian dari mitra strategisnya dalam pemulihan ekonomi domestik AS. Dengan menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial dari produk-produk AS, peningkatan ekspor harus segera di upayakan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memerintahkan kabinet untuk mengatur strategi baru melipatgandakan ekspor dalam waktu lima tahun, sebagian besar untuk mempercepat pertumbuhan Asia, termasuk Indonesia, dengan menghambat rintangan-rintangan. Dibawah National Export Initiative, Pemerintah akan menyediakan akses lebih besar untuk perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk memberikan biaya dan membantu mereka menembus pasar baru dengan pertumbuhan tinggi seperti Indonesia, Cina, India dan Brazil.Seperti yang diungkapkan Sekretaris Perdagangan Amerika Serikat Gary Locke, Obama berencana ke Jakarta untuk misi perdagangan luar negeri pertamanya sebagai tujuan Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor produk-produk negara.Tindakan ini “menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya Amerika Serikat akan mempunyai strategi memperluas kemajuan ekspor Pemerintah dengan memfokuskan perhatian Presiden dan Kabinetnya” ungkap Locke.

Kebijakan ini menawarkan kesempatan dalam sektor pertumbuhan paling cepat seperti produk-produk lingkungan dan pelayanan, energi yang bisa diperbarui, kepedulian terhadap kesehatan dan bioteknologi.Jika kita hanya meningkatkan sedikit nilai persen ekspor kita untuk Asia, itu artinya ratusan dari ribuan, mungkin jutaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat akan bertambah, ” papar Obama. “Dan dengan mudah akan berlipat ganda”.

Sebuah data dari Kantor Penasehat Perdagangan Amerika Serikat menunjukkan bahwa Ekspor Amerika Serikat untuk kawasan Asia Pasifik akan naik lebih besar 8% daripada tahun 2008 di atas tahun-tahun dulu menjadi $ 747 miliar. “Semua ini tentang lapangan pekerjaan. Dan jika dilakukan dengan benar, Presiden Obama dan saya sangat percaya bahwa kebijakan perdagangan yang cerdas, agresif dan progresif ini bisa menjadi bagian kritis dari program pemulihan perekonomian kami secara keseluruhan,” kata Kepala Perdagangan Ron Kirk.(JakartaGlobe. 4/2)Maka tampak, kunjungan Obama ke Indonesia adalah sebuah misi penyelamatan kepentingan domestik AS yang carut marut. Dan dominasi kepentingan dengan memainkan isu-isu klasik sangat mungkin dilakukan oleh Obama terhadap Indonesia.

Bahwa Obama datang untuk mengokohkan dan melindungi ekspansi perusahaan tampak jelas dari pidato Obama :

Kunjungan ini merupakan sebuah usaha yang saya pimpin sendiri sebagai seorang presiden. Minggu depan, saya akan melakukan kunjungan yang kedua ke Asia Pasifik - suatu wilayah yang akan menjadi wilayah penting bagi kestabilan Amerika untuk bisa menciptakan lapangan kerja dan maju pada abad ke 21. Kami tidak bisa berada di tepi- kami harus memimpin, dan pertemuan kami harus diperluas kepada pertemuan pemerintahan dan para pengusaha dan bangsa-bangsa di Asia Pasifik. Jadi ketika saya ada di sana, saya akan mengunjungi Indonesia dan Australia, dua Negara dengan ekonomi dan demokrasi yang berkembang yang merupakan mitra yang penting bagi Amerika Serikat. Dan pada kedua Negara itu, Saya akan menekankan peran yang bisa dimainkan oleh para pengusaha Amerika disana, dan menggaris bawahi bagaimana kemitraan ekonomi yang kuat bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi kedua pihak di Pasifik sambil memajukan kemakmuran regional dan global. Selanjutnya, Saya akan akan menjadi seorang penyokong yang kuat dan teguh bagi para pekerja kita dan perusahaan-perusahaan kita di luar negeri. (Penjelasan yang disampaikan oleh Presiden pada Konperensi Tahunan Bank Eksim, Kantor Sekretaris Pers Gedung Putih, 11 Maret, 2010 )

This is an effort I will personally lead as President. Next week, I’ll take my second trip to the Asia Pacific — a region that will be fundamental to America’s ability to create jobs and to thrive in the 21st century. We can’t be on the sidelines — we have to lead, and our engagement has to extend to governments and businesses and peoples across the Pacific. So while I’m there, I’ll visit Indonesia and Australia, two vibrant economies and democracies that will be critical partners for the United States. And in both countries, I’ll highlight the role that American businesses play there, and underscore how strong economic partnerships can create jobs on both sides of the Pacific while advancing both regional and global prosperity. Going forward, I will be a strong and steady advocate for our workers and our companies abroad. (Remarks by the President at the Export-Import Bank’s Annual Conference, The White HouseOffice of the Press Secretary, March 11, 2010 )

Walhasil sungguh menyedihkan kalau Obama disambut bagaikan tamu terhormat. Padahal Indonesia sesungguhnya sedang dimanfaatkan untuk menjadi pion politik luar negeri Obama. Memanfaatkan nostalgia bahwa Obama kecil pernah sekolah di Indonesia. Namun melupakan bahwa Obama sekarang adalah kepala negara dari negara imperilias dunia. Negara ini juga mendukung keberadaan rezim-rezim diktator di dunia Islam yang bertindaka represif terhadap warga negaranya sendiri. Termasuk mendukung keberadaan institusi zionisme Israel yang secara sistematis membunuh umat Islam di Palestina. Secara ekonomi juga AS adalah negara imperialis yang mengeksploitasi kekayaan alam negeri Islam termasuk Indonesia atas nama pasar bebas, investasi asing, atau lewat jebakan hutang luar negeri.

AS berdasarkan hukum syara masuk sebagai negara dengan katagori muhariban fi’lan. Negara yang secara langsung menduduki, membunuh, dan menyerang umat Islam. Hukum Islam dalam hal ini adalah sangat tegas, tidak boleh menjalin hubungan dalam bentuk apapun dengan negara seperti ini. Apalagi menyambutnya secara hormat, bersalaman dengannya padahal tangan Obama masih berlumur darah kaum Muslimin. Di mana nurani kita? (Farid Wadjdi)

sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2010/03/17/agenda-komprehensif-penjajahan-kapitalisme-dibalik-kedatangan-obama-di-indonesia-quantcast/

khilafah pasti tegak

Khilafah, Why Not?....................
#############################################################
-->Serangan Barat terhadap Islam mengambil bentuk yang berbeda-beda dan memasuki berbagai sisi kehidupan
lainnya, dengan memiliki tujuan sama, yaitu menjauhkan Islam dari kehidupan. Barat berhasil menjadikan tolak ukur, pemahaman dan pemikiran kaum Muslim menyimpang, rancu dan rusak. Barat juga menempatkan para penguasa yang telah dijejali dengan politik dan pemikiran yang rusak. Mereka kemudian mengikat setiap negara melalui para penguasa tadi sebagai agen yang merealisasikan berbagai kepentingan Barat. Jaringan informasi raksasa dikuasai mereka sehingga kaum Muslim mengkonsumsi semua informasi dari Barat menurut perspektif mereka.

Barat menginginkan agar kaum Muslim dalam memahami agama dengan metode berpikir mereka. Jika ada orang/kelompok yang menyimpang dari cara pandang mereka maka melalui media massa Barat akan menggambarkan orang/kelompok tersebut dengan citra negatif seperti ekstremis, fundamentalis, radikal dan teroris. Bahkan mereka disebut sebagai musuh kemanusiaan, orang bodoh serta
orang yang tidak layak hidup kecuali dalam kegelapan. Setelah mendistorsi citra dan membolak-balik fakta maka penguasa pun menyerang siapa saja yang telah dipublikasikan oleh Barat.

Dari sinilah, kaum Muslim yang tengah berjuang mengembalikan Khilafah mendapat penolakan dari kaum Muslim sendiri. Mereka menganggap bahwa memperjuangkan Khilafah berarti melawan penguasa/pemerintahan yang ada, yang akan menjurus pada sikap-sikap anarkis dan teroris. Ketakutan dan phobi terhadap orang-orang yang memperjuangkan Khilafah membuat mereka menjauh; menutup mata, hati dan pendengarannya. Umat termakan isu melawan teroris dengan membenci umat Islam yang memperjuangkan syariah Islam dalam negara
Khilafah, yang dianggap sebagai sesuatu yang melawan arus dan berbeda dengan mereka; sesuatu yang berbahaya.

Untuk menyikapi para penolak Khilafah, kita berkewajiban untuk membentuk opini umum Dunia Islam dan opini Internasional, bahwa Islam memerlukan Khilafah sebagai penjaga akidah umat dari serangan-serangan asing; kemudian membongkar makar politik Amerika terhadap umat Islam. Kaum Muslim juga berkewajiban untuk menjadi representasi Islam dalam segala perbuatan dan tindakannya, untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan cara mendirikan institusi Khilafah. *So*, Khilafah, *Why Not*?

[*Siti Khairaniah, ST (Ibu Rumah Tangga); *Tinggal di Kota Palangka Raya]

###################################################################################################

Khilafah Bukan Mimpi
#####################
Hingga saat ini, ide Khilafah terus menggema di berbagai daerah di Indonesia bahkan di negeri-negeri
lainnya. Respon masyarakat pun beragam. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Bagi mereka yang pro, sudah jelas dalam benak mereka akan wajibnya menegakkan Khilafah. Namun, bagi yang menolak, Khilafah dianggap suatu hal yang hampir tidak mungkin bahkan mustahil terwujud.

Setidaknya ada tiga alasan yang dijadikan dalih atas penolakan tersebut. *
Pertama*: Khilafah akan mengancam keutuhan dan kedaulatan negara. Undang-undang yang menjadi dasar negara saat ini adalah harga mati yang tidak boleh diusik. Alasan ini sering dilontarkan oleh para pemuja
nasionalisme.

*Kedua*: masyarakat terdiri dari beragam suku, bangsa danagama. Jadi, tidak boleh ada dominasi salah satu agama karena hal itu merupakan bentuk fanatisme dan egoisme dari segelintir pihak. Lagipula sulit
untuk menyatukan masyarakat dalam naungan Khilafah karena kemajemukan tersebut.

*Ketiga*: kaum Muslim tidak wajib mendirikan Khilafah karena hal tersebut tidak pernah disebutkan dalam al-Quran dan al-Hadis.

Ketiga dalih di atas bisa dipastikan merupakan wujud dari ketidakpahaman mereka yang menolak Khilafah. Alasan tersebut sama sekali tidak logis. Khilafah merupakan institusi penyatu kaum Muslim di seluruh dunia. Karenanya ide *nation-state* yang memecah belah kaum Muslim harus ditolak. Sebagaimana diketahui, ide ini dicetuskan pertama kali di Eropa lewat Perjanjian Westphalia tahun 1648 karena menolak kekuasaan Paus dalam satu entitas Dunia Kristen. Begitu pula dengan undang-undang di negeri-negeri Muslim yang berasal dari akal manusia yang lemah dan terbatas harus dibuang dan digantikan dengan aturan dari Allah SWT. Inilah harga mati bagi seorang Muslim.

Masyarakat yang beragam juga bukan alasan untuk tidak mendirikan Khilafah. Sejak awal berdirinya Khilafah di Madinah, masyarakat di sana terdiri dari beragam suku dan agama. Ada suku Auz dan Khazraj. Ada pula agama Yahudi dan Nasrani. semuanya bisa hidup berdampingan di bawah naungan Khilafah.

Adapun alasan ketiga, maka sudah jelas Allah mewajibkan kita untuk berislam secara *kâffah* dan berhukum dengan hokum-Nya (QS al-Baqarah [2]: 208; al-Maidah [5]: 48-50). Islam adalah aturan sempurna yang mencakup segala bidang, baik ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Semuanya itu menuntut adanya institusi Khilafah daulah khilafah rasyidah . Begitupun dalam hadis, seperti yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim yang mewajibkan kaum Muslim membaiat Khalifah yang akan mengurusi urusan umat, tentunya dalam naungan Khilafah.

Wahai kaum Muslim! Menegakkan Khilafah bukan mimpi dan bukan pula hal yang utopis. Karenanya, mari berjuang demi tegaknya Islam dalam naungan Khilafah dan mencampakkan ideologi kufur Kapitalisme-sekular yang saat ini
menancapkan hegemoninya di negeri-negeri kaum Muslim. Yakinlah akan kabar gembira yang datang dari Rasulullah saw.: “*Akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.*” (HR Ahmad). *Wallâhu a’lam bi ash-shawâb.

**[Ayu Dwi S; *Mahasiswi Unhas Makassar*]*



sumber : majalah al wai'e

Pengikut