Masukkan Code ini K1-43E2AC-4
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

kumpulblogger

Sabtu, 01 Januari 2011

[mediaumat] Arim Nasim: Century dan KS Perampokan dan Perompakan oleh Negara

Arim Nasim: Century dan KS Perampokan dan Perompakan oleh Negara
Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Dr. Arim Nasim menyatakan salah satu
isu ekonomi yang belum terurai hingga akhir tahun 2010 adalah skandal
Bank Century sedangkan salah satu kasus yang muncul di tahun ini
adalah skandal Krakatau Steel.


Ia pun mengistilahkan kedua skandal yang dilakukan oleh pemerintah itu
sebagai perampokan dan perompakan. “Kalau skandal Century disebut
sebagai perampokan maka skandal Krakatau Steel adalah perompakan,”
ujarnya dalam acara REFLEKSI AKHIR TAHUN 2010: Indonesia di Jurang
Sekulerisme dan Masa Depan Syariah, Selasa (21/12) siang di Wisma
Antara, Jakarta.



Dalam talkshow bulanan Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-25 itu, ia
menegaskan ada dua faktor yang menyebabkan kasus Century yang
merugikan uang negara Rp 6,7 trilyun itu dipetieskan.


Pertama, dari sisi fakta. Proses yang dilakukan untuk bank yang kini
berubah nama menjadi Bank Mutiara ini sangat irasional. Saat itu,
Century merupakan bank yang kecil, omsetnya kecil, uang nasabah juga
kecil. Tetapi tiba-tiba dibantu pemerintah dengan dana yang jumlahnya
sepuluh kali lipat dari yang diajukan oleh DPR.


Kedua, dari sisi hukum. Aturan yang terkait dana talangan (bailout)
itu kan ada. Tapi untuk membuat perampokan ini legal, undang-undangnya
yang dirubah, dengan peraturan Bank Indonesia.


Peraturan BI itu tadinya mensyaratkan untuk bank yang berhak
mendapatkan dana talangan itu cadangan modalnya minimal 8 persen.
Tetapi dalam waktu sekejap peraturan tersebut dirubah menjadi yang
penting positif. Sehingga membuat bank yang tidak layak mendapatkan
dana talangan menjadi dapat dana secara ‘legal’.


“Ini perampokan ‘legal’ oleh negara dan pelakunya juga negara, dan
yang bertugas untuk mengurainya juga negara, selama sistem negaranya
tidak dirubah sampai kiamat pun kasus ini tidak akan pernah selesai”
tegas Arim Nasim dihadapan sekitar 300 peserta.


Di samping Century, Arim menyinggung penjualan sebagian saham pabrik
baja Krakatau Steel. Ia menilai permasalahan KS setali tiga uang
dengan Century. Kalau kasus Century adalah perampokan uang negara
dengan cara mengucurkan anggaran negara melalui bailout bank.
Sedangkan kasus penawaran umum saham perdana (initial public
offering/IPO) pabrik baja ini adalah perompakan dengan meraup uang
sebesar-besarnya dari luar dengan menjual aset negara.



Sayangnya, dalam kasus KS ini yang diangkat adalah eksesnya saja
sehingga inti masalahnya menjadi kabur. Para pengamat mempermasalahkan
rendahnya harga IPO sehingga dalam sehari merugikan negara Rp 1,2
trilyun. Tetapi kebanyakan dari mereka lupa mempermasalahkan
privatisasi yang pastinya akan merugikan negara lebih banyak dari
sekedar uang Rp 1,2 trilyun.


“IPO adalah ekses dari privatisasi,bila tidak ada privatisasi jelas
tidak akan pernah ada IPO,” tegas Koordinator Mata Kuliah Ekonomi
Syariah dan Perbankan Syariah di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu.


Pasalnya, jelas Arim, meskipun IPO-nya tinggi sejatinya KS tidak boleh
dijual. Karena, menurut pandangan Islam, KS adalah terkategori
industri strategis sekaligus industri milik rakyat yang harus dikelola
oleh negara. Apalagi dalam faktanya, setelah ditelusuri ternyata KS
adalah perusahaan yang sehat dan mendapatkan keuntungan yang luar
biasa setiap tahunnya. “Berarti ada udang dibalik baja!” kelekarnya.


Konsultan Manajemen dan Perbankan Syariah ini memprediksikan
perompakan-perompakan lainnya akan terus dilakukan oleh pemerintah
selama negara ini menganut sistem kapitalisme atau neoliberalisme.
Karena sistem ini melegalkan privatisasi guna tercapainya keinginan
para kapitalis dan pejabat yang memang mencari dana untuk berkuasa
(kembali). [] joko prasetyo/mediaumat.com


------------------------------------

Rasulullah saw bersabda, " Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan ( kepada khilafah/ imam ), ia akan menjumpai Allah pada hari kiamat kelak tanpa hujjah. Siapa saja yang mati dan di pundaknya tidak terdapat baiat, ia mati seperti kematian jahiliyah " ( HR Muslim ) ketika kita hendak membaiat khalifah, dan khalifahnya belum ada, tentu kewajiban kita seluruh kaum muslimin dan muslimah untk mengupayakan keberadaanya. Jika kita tidak mengupayakan adanya khilafah islamiyah berarti kita meninggalkan kewajiban dari Allah, sama saja seperti kita meninggalkan kewajiban sholat... Tanpa adanya Khilafah Umat islam akan mudah di Hinakan karna Tiada Tempat Untk mengaduYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mediaumat/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mediaumat/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mediaumat-digest@yahoogroups.com
mediaumat-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
mediaumat-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms

Tidak ada komentar:

Pengikut

Arsip Blog