Profesor Amerika Ramalkan Dolar Hancur
Oleh redaksi @ Rabu, 9 September 2009 — 6 komentar
Profesor Amerika Ramalkan Dolar Hancur
Dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi rontok. Adalah Profesor Ekonomi New York University Nouriel Roubini yang meramalkan luruhnya nilai dolar AS.
Profesor Roubini terkenal jago meramal ekonomi. Tiga tahun lalu, dia meramal krisis keuangan melanda dunia. Dan terbukti, sudah setahun ini, dunia terbekap krisis akut.
“Jika kita percaya menekan inflasi adalah jalan Pemerintah AS untuk menyelesaikan krisis, kita akan melihat ambruknya nilai dolar AS,” kata Roubini kepada Bloomberg.
Pangkal persoalannya adalah defisit anggaran dan utang. Bukan mustahil dolar AS akan ambruk semakin dalam jika Pemerintah AS tidak bertindak lebih serius mengontrol kedua masalah ini.
Nah, Roubini bilang, kejatuhan dolar tak terjadi dalam waktu dekat. Nilai dolar AS tak berubah banyak terhadap yen dan euro. Tapi, ada penyesuaian drastis antara dolar AS dengan mata uang negara berkembang dan pengekspor komoditas. Misalnya dengan yuan China dan mata uang negara berkembang Asia.
Ekonom Adrian Panggabean dikutio KONTAN mengatakan, “Ada peluang besar dolar AS akan jatuh”. Sebab, kini ada triliunan dolar AS di neraca Federal Reserve, sementara defisit AS US$ 2 triliun. Posisi ini berpeluang menaikkan suplai dolar AS di pasar.
Banjir dolar AS ini akan menyebabkan inflasi. Suku bunga pun tetap rendah guna meredam inflasi, sehingga imbal hasil obligasi dolar AS tetap rendah. Ujungnya, orang tak meminati dolar AS.
Investor akan berpaling ke komoditas. Tak heran, emas kemarin menembus US$ 1.000 per troy ounce. Adrian bilang, perburuan komoditas juga akan membuat bursa saham menggelembung (bubble).
Sumber: http://Hidayatullah.com
Dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi rontok. Adalah Profesor Ekonomi New York University Nouriel Roubini yang meramalkan luruhnya nilai dolar AS.
Profesor Roubini terkenal jago meramal ekonomi. Tiga tahun lalu, dia meramal krisis keuangan melanda dunia. Dan terbukti, sudah setahun ini, dunia terbekap krisis akut.
“Jika kita percaya menekan inflasi adalah jalan Pemerintah AS untuk menyelesaikan krisis, kita akan melihat ambruknya nilai dolar AS,” kata Roubini kepada Bloomberg.
Pangkal persoalannya adalah defisit anggaran dan utang. Bukan mustahil dolar AS akan ambruk semakin dalam jika Pemerintah AS tidak bertindak lebih serius mengontrol kedua masalah ini.
Nah, Roubini bilang, kejatuhan dolar tak terjadi dalam waktu dekat. Nilai dolar AS tak berubah banyak terhadap yen dan euro. Tapi, ada penyesuaian drastis antara dolar AS dengan mata uang negara berkembang dan pengekspor komoditas. Misalnya dengan yuan China dan mata uang negara berkembang Asia.
Ekonom Adrian Panggabean dikutio KONTAN mengatakan, “Ada peluang besar dolar AS akan jatuh”. Sebab, kini ada triliunan dolar AS di neraca Federal Reserve, sementara defisit AS US$ 2 triliun. Posisi ini berpeluang menaikkan suplai dolar AS di pasar.
Banjir dolar AS ini akan menyebabkan inflasi. Suku bunga pun tetap rendah guna meredam inflasi, sehingga imbal hasil obligasi dolar AS tetap rendah. Ujungnya, orang tak meminati dolar AS.
Investor akan berpaling ke komoditas. Tak heran, emas kemarin menembus US$ 1.000 per troy ounce. Adrian bilang, perburuan komoditas juga akan membuat bursa saham menggelembung (bubble).
Sumber: http://Hidayatullah.com
Sabtu, 01 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2011
(57)
-
▼
Januari
(57)
- Allahu Akbar! Tentara Daulah Islam Irak Terlihat M...
- Waspadai Iblis Si Perusak Amal
- Syariat yang Tidak Adil, Islam Atau Kristen?
- Kesesatan Paham Murji’ah Dalam Contoh Kehidupan Se...
- Jilbab, Lambang Kebebasan Hakiki
- Dalam Pertarungan Antara Amerika dan Cina di Korea...
- Jihad: Kewajiban yang Hilang
- Mengaku Tak Menembaki Abu Tholut, Densus Berdusta!!
- Para Pengkhianat Islam: Mustafa Kemal Pasha
- Toleransi Islam vs Toleransi Barat
- Buya Syafii Maarif, Mengapa Mengajak Berguru kepad...
- Human Rights Watch Menyerang Syariah Islam !
- Haji Malcolm X dan Persatuan Umat
- Syariah Islam Ancaman Buat Amerika Serikat ?
- Gelombang Perubahan Menuju Khilafah Tidak Terbendung
- HAM: Alat Propaganda dan Penjajahan Barat
- HARAMNYA MUSLIM TERLIBAT NATAL
- Survey: Mayoritas Muslim Dunia Inginkan Peran Isla...
- Survey Roy Morgan Research : 52 Persen Rakyat Indo...
- Idul Adha Kristiani: Yesus Disembelih Menebus Dosa...
- Dalam Memerangi Dakwah Islam, Otoritas Menyita Kit...
- Sekularisasi Agama, Liberalisme, Kapitalisme Ekono...
- WikiLeaks: AS=Penjajah, Para Penguasa Muslim Pelay...
- Berapa Hak Waris Seorang Isteri?
- Hak Warisan Pria dan Wanita Dua Banding Satu, Adil...
- Laki-laki dan Haramnya Emas
- Proyek Deradikalisasi : Upaya Menjinakkan Umat Islam
- Ruu Intelijen 2010: Bentuk Tirani Baru?
- Kita Bisa Menjadi Negara Adi Daya !
- Makanan Haram Menghalangi Terkabulnya Doa
- Mental Syirik
- Apakah Puasa Sehari Tanggal 11 Muharram Disunnahkan?
- Introspeksi Anak Salah Asuh dan Salah Gaul
- Awas! Makna Jihad, Khilafah dan Thaghut Akan Direv...
- Mau Surga atau Neraka, Kenalilah dengan Siapa Engk...
- Soal Jawab: Hubungan AS dengan Cina
- Umat Islam : Umat yang Adil Bukan Moderat !
- Haram Hukumnya Mengucapkan Selamat Natal
- Perbedaan Mandi Janabat Wanita dengan Laki-laki
- Densusleaks, Bocornya SMS Gorries Mere
- KH Murhali Barda: Saya Hanya Ingin Tegakkan Syaria...
- Refleksi Akhir Tahun 2010
- Menggagas Sistem Pro Ibu
- Bocoran Situs Wikileaks Menegaskan Keantekan Para ...
- Muslimah dalam Keterasingan
- Profesor Amerika Ramalkan Dolar Hancur
- Menggugurkan Janin Yang Divonis Cacat Fisik
- Liberalisasi Energi di Balik Pencabutan Subsidi
- Pernak-Pernik Seputar Wudhu
- Selamatkan Indonesia Dengan Syariah Menuju Indones...
- Utang, ‘Bom Waktu’ Amerika
- Uang Panas Kuras Anggaran Negara RI
- Warga Dunia Serbu Koin Perak
- [mediaumat] Arim Nasim: Century dan KS Perampokan ...
- 10 Kerusakan Dalam Perayaan Tahun Baru Masehi
- Negara-negara Skandinavia Berusaha Larang Hizbut T...
- Yesus Adalah Seorang Muslim
-
▼
Januari
(57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar